KISAH SEORANG PRIA
oleh Ida Bagus Bajra pada 30 November 2011 pukul 19:38 ·
Seorang
 pria bertemu dengan seorang gadis di sebuah pesta, si gadis tampil luar
 biasa cantiknya, banyak lelaki yang mencoba mengejar si gadis. Si pria 
sebetulnya tampil biasa saja dan tak ada yang begitu memperhatikan dia, 
tapi pada saat pesta selesai dia memberanikan diri mengajak si gadis 
untuk sekedar mencari minuman hangat. Si gadis agak terkejut, tapi 
karena kesopanan si pria itu, si gadis mengiyakan ajakannya. Dan mereka 
berdua akhirnya duduk di sebuah coffee shop, tapi si pria sangat gugup 
untuk berkata apa-apa dan si gadis mulai merasa tidak nyaman dan 
berkata, "Kita pulang aja yuk...?".
Namun tiba-tiba si 
pria meminta sesuatu pada sang pramusaji, "Bisa minta garam buat kopi 
saya?" Semua orang yang mendengar memandang dengan ke arah si pria, aneh
 sekali! Wajahnya berubah merah, tapi tetap saja dia memasukkan garam 
tersebut ke dalam kopinya dan meminumnya.
Si gadis dengan penasaran bertanya, "Kenapa kamu bisa punya hobi seperti ini?"
Si
 pria menjawab, "Ketika saya kecil, saya tinggal di daerah pantai dekat 
laut, saya suka bermain di laut, saya dapat merasakan rasanya laut, asin
 dan sedikit menggigit, sama seperti kopi asin ini. Dan setiap saya 
minum kopi asin, saya selalu ingat masa kanak-kanak saya, ingat kampung 
halaman, saya sangat rindu kampung halaman saya, saya kangen orang tua 
saya yang masih tinggal di sana."
Begitu berkata kalimat 
terakhir, mata si pria mulai berkaca-kaca, dan si gadis sangat tersentuh
 akan perasaan tulus dari ucapan pria di hadapannya itu. Si gadis 
berpikir bila seorang pria dapat bercerita bahwa ia rindu kampung 
halamannya, pasti pria itu mencintai rumahnya, perduli akan rumahnya dan
 mempunyai tanggung jawab terhadap rumahnya. Kemudian si gadis juga 
mulai berbicara, bercerita juga tentang kampung halamannya nun jauh di 
sana , masa kecilnya, dan keluarganya.
Suasana kaku 
langsung berubah menjadi sebuah perbincangan yang hangat juga akhirnya 
menjadi sebuah awal yang indah dalam cerita mereka berdua.
Mereka
 akhirnya berpacaran. Si gadis akhirnya menemukan bahwa si pria itu 
adalah seorang lelaki yang dapat memenuhi segala permintaannya, dia 
sangat perhatian, berhati baik, hangat, sangat perduli ... betul-betul 
seseorang yang sangat baik tapi si gadis hampir saja kehilangan seorang 
lelaki seperti itu!
Untung ada kopi asin!
Kemudian
 cerita berlanjut seperti layaknya setiap cerita cinta yang indah, sang 
putri menikah dengan sang pangeran dan mereka hidup bahagia selamanya, 
dan setiap saat sang putri membuat kopi untuk sang pangeran, ia 
membubuhkan garam di dalamnya, karena ia tahu bahwa itulah yang disukai 
oleh
pangerannya.
Setelah 40 tahun, si pria meninggal dunia, dan meninggalkan sebuah surat yang berkata,
"Sayangku
 yang tercinta, mohon maafkan saya, maafkan kalau seumur hidupku adalah 
dusta belaka. Hanya sebuah kebohongan yang aku katakan padamu ... 
tentang kopi asin.
 Ingat sewaktu kita 
pertama kali jalan bersama? Saya sangat gugup waktu itu, sebenarnya saya
 ingin minta gula tapi malah berkata garam. Sulit sekali bagi saya untuk
 merubahnya karena kamu pasti akan tambah merasa tidak nyaman, jadi saya
 maju terus. Saya tak pernah terpikir bahwa hal itu ternyata menjadi 
awal komunikasi kita! Saya mencoba untuk berkata sejujurnya selama ini, 
tapi saya terlalu takut melakukannya, karena saya telah berjanji untuk 
tidak membohongimu untuk suatu apa pun.
Sekarang
 saya sekarat, saya tidak takut apa-apa lagi jadi saya katakan padamu 
yang sejujurnya, saya tidak suka kopi asin, betul-betul aneh dan rasanya
 tidak enak. Tapi saya selalu dapat kopi asin seumur hidupku sejak 
bertemu denganmu, dan saya tidak pernah sekalipun menyesal untuk segala 
sesuatu yang saya lakukan untukmu.
Memilikimu adalah kebahagiaan terbesar dalam seluruh hidupku. Bila saya dapat hidup untuk kedua kalinya, saya tetap ingin bertemu kamu lagi dan memilikimu seumur hidupku, meskipun saya harus meminum kopi asin itu lagi."
Memilikimu adalah kebahagiaan terbesar dalam seluruh hidupku. Bila saya dapat hidup untuk kedua kalinya, saya tetap ingin bertemu kamu lagi dan memilikimu seumur hidupku, meskipun saya harus meminum kopi asin itu lagi."
Air
 mata si gadis betul-betul membuat surat itu menjadi basah. Kemudian 
hari bila ada seseorang yang bertanya padanya, apa rasanya minum kopi 
pakai garam?
Si gadis pasti menjawab, "Rasanya manis."
Kadang
 anda merasa anda mengenal seseorang lebih baik dari orang lain, tapi 
hanya untuk menyadari bahwa pendapat anda tentang seseorang itu bukan 
seperti yang anda gambarkan. Sama seperti kejadian kopi asin tadi.
Tambahkan Cinta dan Kurangi Benci karena terkadang garam terasa lebih manis daripada gula.
Hidup
 adalah sebuah seni hidup yang teramat indah, Nikmatilah dengan tanggung
 jawab dan rasa syukur, Apapun kelebihan dan kekurangan pasangan anda, 
kalau Anda tengah mulai punya pasangan terimalah kekurangan-kekurangan 
pasangan Anda dengan bijaksana.
 
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar