BABAD
BRAHMANA MAS
I.Bali di Bawah Majapahit
Pada tahun 1343 Masehi atau tahun 1265 Saka Bali Aga berhasil
ditaklukkan oleh Majapahit. Bali Aga dinyatakan takluk setelah Sri Asta
Sura Ratna Bumi Banten wafat. Namun suasana di Bali ketika itu tidak
sepenuhnya aman. Pada tahun 1345 Masehi timbul suatu pemberontakan yang
dikenal dengan pemberontakan Dalem Tokawa. Dua tahun berselang, pada
tahun 1347 Masehi timbul pemberontakan Dalem Mekambika. Pemberontakan di atas bisa di atasi oleh Gajah Mada dan Arya Damar.
Tahun 1350 Sri Hayam Wuruk naik takhta Majapahit. Patih Gajah Mada
dengan restu Sri Hayam Wuruk menempatkan seorang Adipati di Bali.
Adipati tersebut adalah Sri Kresna Kapakisan yang merupakan keturunan
Brahmana Dang Hyang Kapakisan. Sri Kresna Kapakisan dilantik menjadi
Adipati Bali bertepatan pada Purnama Kapat tahun 1352 Masehi atau
tahun1274 Saka dan berkeraton di Samprangan. Sri Kresna Kapakisan
didampingi oleh para Arya. Arya Kenceng tinggal di Pucangan, Tabanan,
Arya Sentong di Pacung, Arya Beleteng dan Arya Bang Pinatih di Pinatih,
Arya Lasem atau Sukahet di Sukahet, Arya Kutawaringin di Gelgel, Arya
Kanuruhan di Tangkas, Arya Benculuk di Tonja, Arya Kapakisan menjadi
Patih Agung mendampingi Sri Kresna Kapakisan, dan Arya Gajah Para di
Tianyar.
Pemerintahan Sri Kresna Kapakisan di Samprangan berlangsung
sampai tahun 1380 Masehi/1302 Saka. Pasca wafatnya Sri Kresna Kapakisan
kendali pemerintahan dipegang oleh putra sulungnya yang bernama I Dewa
Agra Samprangan, setelah dinobatkan beliau bergelar Dalem Samprangan
(Dalem Ile). Pada masa kepemimpinan Dalem Samprangan, beliau agak sukar
untuk diajak membicarakan masalah pemerintahan. Akhirnya para pembesar
istana kecewa, mereka memutuskan untuk mengangkat I Dewa Ketut menjadi
raja. Atas upaya dari Arya Kubon Tubuh, I Dewa Ketut berhasil dibujuk
menjadi raja dan akan dibuatkan istana di tempat lain.
I Dewa
Ketut dinobatkan menjadi raja bergelar Dalem Smara Kapakisan (Dalem
Ketut Ngulesir) pada tahun 1383 Masehi/1305 Saka berkeraton di Swecapura
Gelgel. Masa pemerintahan Dalem Smara Kapakisan di Gelgel berlangsung
hingga tahun 1460 Masehi/1382 Saka. Sebelum wafat beliau sudah
menobatkan putranya yang bernama I Dewa Enggong pada tahun 1458
Masehi/1380 Saka.
Kerajaan Majapahit di Jawa mengalami masa
kemunduran pada tahun 1478 Masehi/1400 Saka. Pudarnya pengaruh Majapahit
di Nusantara tidak terlalu berpengaruh dengan Bali. Pasca Dalem Smara
Kapakisan wafat, tampuk pemerintahan di Gelgel dipegang oleh Dalem
Waturenggong. Pada masa pemerintahan Dalem Waturenggong inilah datang
seorang Brahmana dari Jawa Timur yang bernama Dang Hyang Nirartha. Dang
Hyang Nirartha tiba di Bali diperkirakan sekitar tahun 1489 Masehi.
Perjalanan Dang Hyang Nirartha setibanya di Bali sangat berat dan rumit.
Dang Hyang Nirartha pertama kali menginjakkan kaki beliau di tanah Bali
di pesisir Purancak. Peristiwa yang dialami oleh Dang Hyang Nirartha
selama perjalanan tidak diuraikan secara panjang lebar dalam tulisan
ini. Rute perjalanan beliau setelah dari Purancak adalah wilayah Pulaki.
Di Pulaki, Dang Hyang Nirartha mralina putri sulungnya yang beribu dari
Daha. Putri yang lahir dari Daha ini kemudian dikenal dengan nama Hyang
ning Salaga/Hyang ning Melanting.
Dang Hyang Nirartha
meninggalkan Pulaki beliau bergerak menuju sebuah desa yang bernama
Gading Wani/Wani Tegeh. Entah berapa lama beliau beristirahat di Gading
Wani/Wani Tegeh, lalu datanglah utusan Pangeran Mas di Mas untuk nuur
Dang Hyang Nirartha. Dang Hyang Nirartha bersedia untuk datang ke Mas.
Dalam perjalanan ke desa Mas beliau melewati Mundeh (Kaba-Kaba0mengwi,
Kapal, Tuban. Berita datangnya Dang Hyang Nirartha di Tuban didengar
oleh penguasa Tegal Badung saat itu, yaitu Kyai Tegeh Kori III. Kyai
Tegeh Kori III mendak Dang Hyang Nirartha di Tuban, beliau dipersilakan
untuk beristirahat di kediaman Kyai Tegeh Kori III di Tegal Badung.
Setibanya di Buagan rombongan itu terpaksa berhenti karena terjadi
banjir. Setelah beberapa waktu beristirahat di Tegal Badung, Dang Hyang
Nirartha dipendak oleh Pangeran Mas untuk selanjutnya pergi menuju desa
Mas.
Dang Hyang Nirartha dibuatkan kediaman di Mas oleh
Pangeran Mas. Pangeran Mas kemudian berguru kepada Dang Hyang Nirartha.
Beberapa waktu tinggal di Mas, berita tentang keberadaan Dang Hyang
Nirartha sampai ke telinga Dalem Waturenggong di Gelgel. Dalem
Waturenggong lalu mengutus I Gusti Dauh Bale Agung/Dauh Penulisan ke
Mas. Dalem Waturenggong bermaksud menguji kemampuan Dang Hyang Nirartha.
Usaha tersebut sia-sia karena I Gusti Dauh Bale Agung/Dauh Penulisan
akhirnya berguru kepada Dang Hyang Nirartha. I Gusti Dauh Bale
Agung/Dauh Penulisan lupa dengan perintah Dalem. Dang Hyang Nirartha
kemudian segera menuju Gelgel. Setibanya di Gelgel, Dalem Waturenggong
sudah tidak ada di istana, beliau sedang berburu di Padang. Dang Hyang
Nirartha bersama I Gusti Dauh Bale Agung segera menuju ke Padang.
Setibanya di Padang beliau diberikan pesanggrahan di areal parahyangan
Mpu Kuturan. Keesokan harinya Dang Hyang Nirartha, Dalem Waturenggong,
serta I Gusti Dauh Bale Agung kembali ke Gelgel. Perjalanan mereka
terhambat karena Sungai Unda meluap, berkat kemampuan Dang Hyang
Nirartha kereta Dalem bisa menyeberangi banjir tersebut.
Zaman
pemerintahan Dalem Waturenggong dengan bhagawanta Dang Hyang Nirartha
(Dang Hyang Dwijendra) kerajaan Gelgel mencapai puncak kejayaan. Sri
Juru raja Blambangan yang durhaka terhadap Dang Hyang Nirartha berhasil
dikalahkan oleh Dalem Waturenggong pada tahun 1520 Masehi/1442 Saka.
Pasca menaklukkan Blambangan, Puger, Pasuruhan, Nusa Penida, Lombok, dan
Sumbawa menjadi jajahan Gelgel. Masa pemerintahan Dalem Waturenggong
sampai dengan tahun 1550 Masehi/1472 Saka.
II. Putra Dang Hyang Nirartha yang Beribu Putri Bandesa Mas
Dikisahkan setelah Pangeran Mas disucikan oleh Dang Hyang Nirartha,
Pangeran Mas mempersembahkan putrinya kepada Dang Hyang Nirartha sebagai
pangguruyaga. Putri Pangeran Mas yang dipersembahkan sebagai
pangguruyaga bernama Sang Ayu Mas Genitir alias Diah Hema. Dang Hyang
Nirartha pun mempersunting putri Pangeran Mas. Entah beberapa lama usia
pernikahan beliau, sang diah pun melahirkan seorang putra yang diberikan
nama Ida Putu Kidul. Ida Putu Kidul juga disebut Ida Mas. Setelah cukup
umur Ida Putu Kidul (Ida Mas) didwijati dengan gelar Ida Pedanda Mas
(Mpu Kidul). Di kemudian hari keturunan dari Ida Pedanda Mas (Mpu Kidul)
disebut dengan Brahmana Mas.
Dalam Dwijendra Tattwa disebutkan
bahwa Ida Pedanda Mas (Mpu Kidul) mendapatkan warisan berupa pustaka,
pakaian kependetaan, genta (I Bhramara dan I Samprangan), pangrupak (I
Tamblang), dan sebilah keris (I Sepak). Ida Pedanda Mas (Mpu Kidul) juga
mempunyai abdi yang bernama Pan Geleng dan Ki Sedahan Mas.
Menjelang Dang Hyang Nirartha (Dang Hyang Dwijendra) kembali ke Sunyata,
beliau bertemu dengan seorang bandega yang bernama Pasek Nambangan.
Dang Hyang Nirartha menitipkan pesan kepada Pasek Nambangan supaya
disampaikan kepada Mpu Kidul. Isi pesan tersebut adalah supaya Ida
Pedanda Mas (Mpu Kidul) mengambil Pustaka Mareka yang ditinggalkan oleh
Dang Hyang Nirartha (Dang Hyang Dwijendra) di Pura Luhur Uluwatu.
Ida Pedanda Mas (Mpu Kidul) pun segera menuju Pura Uluwatu, beliau
diiringi oleh Pan Geleng dan Pasek Nambangan. Setibanya di Uluwatu, Mpu
Kidul melihat sebuah Meru Tumpang Tiga. Ida Pedanda Mas bergegas ke
depan meru tersebut, beliau lalu menyembah sembilan kali. Setelah
menyembah Ida Pedanda Mas segera naik ke meru. Di dalam meru beliau
menemukan Pustaka Mareka, Pustaka Weda Paganggan, serta pesan supaya
rukun dalam bersaudara, dan melaksanakan yang termuat dalam Siwa Sasana.
Pasca wafatnya Dalem Waturenggong dan moksa nya Dang Hyang Nirartha di
Gelgel mulai timbul bibit-bibit huru-hara. Puncaknya pada tahun 1556
(Bersambung)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
Salinan Lontar TENUNG WRESPATI KALPA Murda Lontar : Tenung Wrespati Kalpa Druwe : Giriya Kawy...
-
TENUNG PEWACAKAN WETON Redite Pahing Wuku Sinta Dora, Tungleh, dangu, Sri.Urip 14, lintang gajah, nga, wikan, prewira, kweh ...
-
BABAD BRAHMANA MAS I.Bali di Bawah Majapahit Pada tahun 1343 Masehi atau tahun 1265 Saka Bali Aga berhasil ditaklukkan oleh Majapahit...
Pura parahyangan Ida Pangeran Sakti Mas ada di Hyang Tibha Sakah Gianyar, Beserta Stana Ida Danghyang Dwijendra.
BalasHapusmagsudnya?
HapusKami juga punya pura besar,yaitu Puri agung turus gunung, dan yang bersetana di sana Ida mas Tunggul, dan berkaitan juga dengan garis Siwa mas Magelang( batu belah) yang bergelar Ida Pedanda mas Tunggul,kami nyiwa raga,kami bertahun2 mencari titel Purana kami, sampai saat ini belum ketemu,kami keluarga besar nge mangku di dua pura itu, mohon saran dari Suryan tiang sami
HapusMaksudnya garia Siwa mas Magelah( batu belah)
Hapusraris kontak ring wa 081291454000, kita bisa berdiskusi panjang lebar.
HapusPura parahyangan Ida Pangeran Sakti Mas ada di Hyang Tibha Sakah Gianyar, Beserta Stana Ida Danghyang Dwijendra.
BalasHapusDalam lontar Babad, Sejarah apa kata orang?
HapusLebih tepatnya Pura Hyang Tibha Adalah Kamimitan Brahmana Mas, karena Ibunya berasal dari Pangeran Mas yg menjadi Raja Di Pura Hyang Tibha Sakah, merupaka kawitan dari Bendesa Manik Mas, Bendesa Sakah, Bendesa Gading Wani, niki wenten Lontar Purananya, Suksma
HapusIda lelangit Brahmana mas melakukan moksa di desa pakuwudan sukawati, ring pura Pengesengan, manut ring purana
Hapusyaning dados, ttyng minta atau beli atau pinjam untuk dikopy purana duwene...... kontak ttyng ring wa 081291454000
HapusBecik pisan niki jik, nanging yen dados lengkapin.
BalasHapusTiang tertarik pisan,
Sampun wenten bukunya gus, ambil ring perpustakaan Yayasan manten
HapusAmpura tiang wau ngwacen niki,ring yayasan napi wenten buku niki nggih,ring dije genah yayasan puniki...suksma
Hapusnapike wenten kaitan bendesa manik mas dengan pura hyang tiba nggih??suksma
BalasHapusAmpura wawu sida membalas, sepanjang pengetahuan ttyng dari membaca sekian banyak naskah, belum ttyng temukan kaitannya, suksma.
Hapuskaitanya bendesa manik mas anak pertama dari ida bethara pangeran mas. tangkil ke pura Swala Hyang Tibha disana bapak / ibu akan mengerti dan merasakan dumogi rahayu
BalasHapusOm Swastyasty Aji, tyang Gus Bayu saking Griya Mas Kayuputih, dsdos nunas nomor wa?
BalasHapus