Melangkah tertatih dengan kaki penuh luka disana-sini borok menganga tertatih merintih tapi gigih
alas kaki sudah tipis terkikis jarak terlalu jauh mendaki tak berhenti napas satu-satu peluh dan air mata bersatu menetes tiada habis tak terasa lelah gigih berjuang
agar sampai pada tujuan di kebun mawar dipojok kota di halaman rumah megah di tengah pagar besi berduri tinggi tak terjamah
tapi takdir sudah tertulis tak kujumpa mawar yang mekar tak kucium harum wanginya tak kurasa lembut kelopaknya hanya duri tajam lukai sekujur tubuh menyisakan perih yang kubawa berlari menjauh dan menjauh
aku terlalu kotor untuk sekedar memandang untuk sekedar mencium aromanya meski dari luar pagar yang berdiri kokoh sombong menantang ketakberdayaanku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar