Rabu, 01 Agustus 2012




LEAK

Kepada tiga guru leak saya, terimakasih atas pengajarannya, dan maafkan saya telah mengungkit-ngungkit masalah “rahasia jnana”.

……LEAK…..

Kata leak sudah mendarah daging di benak masyarakat hindu di Bali atau asal Bali yang tinggal di perantauan sebab kata-kata ini sangat sering kita dengar dan membuat bulu kuduk merinding atau hanya sekedar ga berani keluar malam gara-gara kata “leak" ini. Begitu juga keributan sering terjadi antar tetangga gara-gara seorang nenek di sebelah rumah di tuduh bisa ngeleak…ironisnya lagi yang menyebut si A atau B bisa ngeleak adalah sekelas balian sonteng, dan sebangsanya. Bahkan bayi menangis tengah malam, yang mungkin kedinginan atau perut kembung yang tidak di ketahui oleh ibunya, juga tuduhannya pasti “amah leak” apalagi kalau yang bilang balian sakti, wah…pasti tokcer..

Sedemikian parahkah, atau sangat saktikah leak tersebut, dan kalau saya tanya kepada pembaca semua pernahkah melihat leak, atau paling tidak mayat leak…paling yang ada mayat manusia… Apakah hal itu tidak lebih sebuah anggapan yang perlu di telusuri kebenarannya, sebab arti kata leak itu sendiripun kita jarang yang tahu… Asumsi kita tentang leak paling-paling rambut putih dan panjang, gigi bertaring, mata melotot, dan identik dengan wajah seram.. Hal inilah yang membuat kita semakin tajam mengkritik leak dengan segala sumpah serapah, atau hanya sekedar berpaling muka bila ketemu dengan orang yang bisa ngeleak…

Pada dasarnya ilmu leak adalah ilmu kerohanian yang bertujuan untuk mencari pencerahan lewat aksara suci. Dalam aksara Bali tidak ada yang disebut dengan leak, yang ada adalah “ LIYA, AK yang berarti lina aksara ( memasukkan dan mengeluarkan kekuatan aksara dalam tubuh melalui tata cara tertentu). Kekuatan aksara ini disebut panca gni aksara, siapapun manusia yang mempelajari kerohanian merk apapun apabila mencapai puncaknya dia pasti akan mengeluarkan cahaya ( aura).

Cahaya ini bisa keluar melalui lima pintu indra tubuh , telinga, mata, mulut, ubun-ubun, serta kemaluan. Pada umumya cahaya itu keluar lewat mata dan mulut, sehingga apabila kita melihat orang ngelekas di kuburan atau tempat sepi, api seolah-olah membakar rambut orang tersebut.

Pada prinsipnya ilmu leak tidak mempelajari bagaimana cara menyakiti seseorang, yang di pelajari adalah bagaimana dia mendapatkan sensasi ketika bermeditasi dalam perenungan aksara tersebut. Ketika sensasi itu datang, maka orang itu bisa jalan-jalan keluar tubuhnya melalui ngelekas atau ngerogo sukmo, kata ngelekas artinya kontraksi batin agar badan astral kita bisa keluar, ini pula alasannya orang ngeleak apabila sedang mempersiapkan puja batinnya di sebut “angeregep pengelekasan”.

Sampai di sini roh kita bisa jalan-jalan dalam bentuk cahaya yang umum di sebut “ndihan” bola cahaya melesat dengan cepat. Ndihan ini adalah bagian dari badan astral manusia, badan ini tidak dibatasi oleh ruang dan waktu dan di sini pelaku bisa menikmati keindahan malam dalam dimensi batin yang lain.

Jangan salah… dalam dunia pengeleakan ada kode etiknya, sebab tidak semua orang bisa melihat ndihan, juga tidak sembarangan berani keluar dari tubuh kasar kalau tidak ada kepentingan mendesak. Peraturan yang lain juga ada seperti tidak boleh masuk atau dekat dengan orang mati, orang ngeleak hanya shopingnya di kuburan ( pemuhunan) apabila ada mayat baru, anggota leak wajib datang ke kuburan untuk memberikan doa agar rohnya mendapat tempat yang baik sesuai karmanya, begini bunyi doanya leak memberikan berkat, "ong, gni brahma anglebur panca maha butha, anglukat sarining merta, mulihankene kite ring betara guru, tumitis kita dadi manusia mahutama, ong rang sah, prete namah.." sambil membawa kelapa gading untuk dipercikkan sebagai tirta.

Nah..di sinilah ada perbedaan pandangan bagi orang awam dikatakan leak ke kuburun memakan mayat, atau meningkatkan ilmu.

KENAPA HARUS DI KUBURAN…

Paham leak adalah apapun status dirimu menjadi manusia, orang sakti, sarjana, kaya, miskin, akan berakhir di kuburan. Tradisi sebagian orang di India tidak ada tempat yang tersuci selain di kuburan, kenapa demikian di tempat inilah para roh berkumpul dalam pergolakan spirit, bagi penganut tantric bermeditasi di kuburan di sebut meditasi “KAVALIKA”. Di Bali kuburan dikatakan keramat, karena sering muncul hal-hal yang meyeramkan, ini disebabkan karena kita jarang membuka lontar “tatwaning ulun setra” sehingga kita tidak tahu sebenarnya kuburan adalah tempat yang paling baik untuk bermeditasi dan memberikan berkat doa. Sang Buda kecapi, Mpu kuturan, Gajah Mada, Diah Nateng Dirah, Mpu Bradah, semua mendapat pencerahan di kuburan, di Jawa tradisi ini di sebut “ TIRAKAT.

Di Bali ada beberapa daerah yang terkesan lucu mengganggap kuburan adalah tempat sebel, leteh, ketika ada orang meninggal, atau ngaben, tidak boleh sembahhyang ke pura karena sebel, padahal.. kalau ngaben kita juga mengahaturkan panca sembah kepada Hyang Widi di kuburan, lantas di mana letak beda sebel Pura dan sebel kuburan bagi TUHAN ? itu hanya awig-awig manusia.

Leak juga mempunyai keterbatasan tergantung dari tingkatan rohani yang dipelajari, ada tujuh tingkatan leak, leak barak (brahma) ini baru bisa mengeluarkan cahaya merah api, leak bulan, leak pemamoran, leak bunga, leak sari, leak cemeng rangdu, leak siwa klakah, leak siwa klakah inilah yang tertinggi, sebab dari ke tujuh cakranya mengeluarkan cahaya yang sesuai dengan kehendak batinnya. Setiap tingkat mempunyai kekuatan tertentu, di sinilah penganut leak sering kecele, ketika emosinya labil ilmu tersebut bisa membabi buta atau bumerang bagi dirinya sendiri. Hal inilah membuat rusaknya nama perguruan, sama halnya seperti pistol salah pakai berbahaya. Makanya kestabilan emosi sangat penting, dan di sini sang guru sangat ketat sekali dalam memberikan pelajaran.

BEDA PENESTIAN, PENGIWA, DAN LEAK.

Selama ini leak dijadikan kambing hitam sebagai biang ketakutan serta sumber penyakit, atau aji ugig bagi sebagian orang. Padahal ada aliran yang memang spesial mempelajari ilmu hitam disebut “penestian” ilmu ini memang dirancang bagaimana membikin celaka, sakit, dengan kekuatan batin hitam ini disebut “ PENGERANCAB”. Adapun caranya adalah dengan memancing kesalahan orang lain sehingga emosi, setelah emosi barulah dia bereaksi, jadi emosi dijadikan pukulan balik bagi penestian.

Dalam ajaran penestian menggunakan ajian-ajian tertentu, seperti aji gni salembang, aji dungkul, aji sirep, aji penangkeb, aji pengenduh, aji teluh teranjana, termasuk aji nomoto, he..he.. Aliran ini disebut “pengiwa’ ( tangan kiri) kenapa tangan kiri, sebab setiap menarik kekuatan selalu memasukan energy dari belahan badan kiri. Sedangkan ilmu leak dari tangan kanan, makanya disebut penengen ( tangan kanan).

Pengwia banyak menggunakan rajah-rajah ( tulisan mistik) juga dia pintar membuat sakit dari jarak jauh, dan dijamin tidak bisa dirontgen dan di lab, dan yang paling canggih adalah cetik ( racun mistik). Dan aliran ini bertentangan dengan pengeleakan, apabila perang beginilah bunyi mantranya, "ong siwa gandu angimpus leak, siwa sumedang anundung leak, mapan aku mapawakan segara gni..bla..bla…".

Jadi kesimpulannya adalah leak tidak perlu di takuti, tidak ada leak yang menyakiti, takutlah terhadap pikiran picik, dengki, sombong, pada diri kita sebab itu sumber pengiwa dalam tubuh kita. Bila tidak diantisipasi tekanan darah jadi naik, dan penyakit tiga S akan kita dapat, Stres, Stroke, Setra. Pada hakekatnya tidak ada ilmu putih dan hitam semua itu hati yang bicara, boleh jadi dasar ilmu yang di anut hitam, namun digunakan untuk kebaikan, dan sangat tercela dasar ilmu putih kita gunakan untuk kejahatan. Sama halnya seperti hipnotis, bagi psikiater ilmu ini untuk penyembuhan, tapi bagi penjahat ilmu ini untuk mengelabui serta menipu seseorang, tinggal kebijaksanaan kita yang berperan. Pintar, sakti, penting namun..ada yang lebih penting adalah kebijaksanaan akan membawa kita berpikir luas, dari pada mengumpat serta takut pada leak yang belum tentu kita ketemu tiap hari.


Ilmu gaib di Bali

di Bali juga terdapat 2 jenis ilmu gaib yaitu ilmu gaib putih (penengen) dan iilmu gaib hitam (pangiwa). Ilmu hitam (pangiwa) sering juga disebut aji wegig. Adapun cara untuk mendapatkan ilmu tersebut bisa dengan cara membeli ataupun meminta (nunas) dan belajar di bawah pengawasan gurunya. Berikut kira2 cara untuk memperoleh ilmu hitam / pengleakan tersebut:
Untuk mendapatkan ilmu tersebut, harus mengadakan upacara yang disebut madewasraya. Apabila ingin menggunakan pangiwa, supaya dapat sakti dan manjur, mujarab dan digjaya, terlebih dahulu harus menyucikan diri. Setelah itu tatkala malam diadakannya madewasraya dahulu di kayangan pangulun setra (pura yang ada di dekat kuburan), memohon Paduka Betari Durga, memohon berkah. Adapun sarananya:
1. Daksina 1 buah
2. Uang kepeng sebanyak 17.000
3. Ketupat 2 kelan (1 kelan = 6 biji)
4. Arak & brem
5. Ketan hitam
6. Canang 11 biji
7. Canang tubungan, burat wangi lenga wangi, nyanyah (goreng tanpa minyak) gagringsingan, geti-getih (darah), dan biu mas (pisang kecil yang biasanya dipakai untuk membuat canang)
kemudian dipersembahkan secara niskala. Setelah itu bersila di depan paryangan, bersemadi dan tidak lupa dengan dupa menyan astanggi, heningkan batin. Kemudian ucapkan mantra:
“Om Ra Nini Batari Bagawati, turun ka Bali; ana wang mangkana; aminta kasih ring Paduka Batari, sira nunas turun ka mrecapada. Ana wang mangkana anunas kasaktian, manusa kabeh ring Bagawati, Sang Hyang Guru turun ka mrecapada. Ana wang manusa angawe Batara kabeh, turun ka Bali Sang Hyang Bagawati. Ana buta wilis, buta abang, ana buta jenar, ana buta ireng, ana buta amanca warna, mawak I Kalika, ya kautus antuk Batari Bagawati, teka welas asih ring awak sarinankune, pakulun Paduka Bagawati. Om Mam Am Om Mam, ana Paduka Batara Guru, teka welas asih, Bagawati manggih ring gedong kunci manik, teka welas asih ring awak sarinanku”.
Apabila sudah berhasil mendapatkan ilmu gaibtersebut, maka ada aturan yang harus dipatuhi. Orang yang memiliki ilmu gaib tersebut akan digjaya tidak terkalahkan, tidak bisa diungguli, dan semua akan tunduk kepadanya. Apabila mampu merahasiakannya, maka dalam 100 kali kelahiran akan menemui kebahagiaan dan kebebasan tertinggi. Dan bila meninggal dapat kembali ke sorga Brahmaloka, Wisnuloka, dan Iswaraloka. Tetapi bila ketahuan, apalagi sampai suka membicarakan, menyebarluaskan, dan tidak mampu merahasiakannya, maka dalam 1000 kali kelahiran akan menemui hina, neraka, disoroti oleh masyarakat, dan sudah pasti terbenam dalam kawah neraka Si Tambra Goh Muka.

SANTET DAN ILMU GUNA-GUNA

Penyakit tidak saja disebabkan oleh virus, tempratur atau makanan namun penyakit bisa saja bikinan manusia. Santet sebuah kata yang sangat ngeri atau identik dengan dunia hitam, benarkah demikian? Atau hanya sekedar ungkapan untuk menakut nakuti seseorang.

Percaya atau tidak ilmu santet sebenarnya ada, dan memang bisa dipelajari oleh manusia asalkan dengan tekun dan dibimbing oleh guru yang mahir. Mempelajari ilmu santet sebenarnya sulit tidak seperti kata orang sebab ilmu ini sangat rahasia dan sangat hebat, apabila disalahgunakan bisa meyebabkan bahaya bagi si pelaku atau korban.

Sebelum mempelajari ilmu santet ini terlebih dahulu seorang murid akan disumpah oleh gurunya agar mempergunakan ilmunya dengan baik, dengan mengikuti prosesi. Menurut pengalaman penulis, sewaktu belajar ilmu ini di daerah SULAWESI, sebelumnya harus mengikuti prosesi dari guru penulis. Dalam prosesi itu penulis diajak ke tengah hutan yang lebat, tepat di tengah hutan ada sebuah kolam kuno yang tidak terpakai, di tengah malam yang gelap gulita guru penulis komat-kamit baca mantra dan.........maaf penulis tidak sebutkan prosesinya. Penulis memang mempelajari ilmu santet dan guna-guna, maklum masih berambisi pengen sakti....he he he.

Setelah penulis merampungkan prosesi tersebut barulah diberikan pelajaran tentang ilmu santet, pada dasarnya ilmu santet bukanlah ilmu yang bersifat destruktif, namun protektif bagi pemilik ilmu tersebut. Dalam ilmu santet yang penulis pelajari tidak ada diajarkan bagaimana untuk membunuh atau menyakiti lawan, tetapi bagaimana menggunakan emosi lawan sebagai senjata yang menikam dirinya sendiri.    

Ilmu santet berasaskan DEMATRIALISASI mengubah energi menjadi benda serta benda menjadi energi, energi inilah yang dipakai untuk melukai lawan dengan emosi dari sang lawan. Contoh sederhana, apabila seseorang sering marah-marah tentu gejolak jantung dan tekanan darahnya tidak seimbang, bagi tukang santet bayaran menghadapi lawan seperti ini sangat mudah, merubah energi jantung menjadi panas, sehingga lawan akan merasakan tubuhnya terbakar dan panas, lama-lama tidak tahan atau kalau dibawa kedokter dikasi obat penurun panas sepanjang obatnya masih bisa turun begitu obat habis kambuh dan lebih hebat lagi....panasnya,,,,  ( uyang paling ). Begitulah bentuk-bentuk dari ilmu Dematrialisasi apapun bentuknya sama saja sifat serta karakternya ada juga perut seseorang kembung, dicek sama dokter lever, tahu-tahu dari pusar keluar rambut yang bergulung dan sangat panjang.

Yang sangat mengerikan lagi adalah ilmu santet yang sengaja dilancarkan memakai kekuatan mahkluk mahkluk gaib, seperti danyang, setan, serta iblis, ilmu santet jenis ini sangat ganas, lebih ganas dari tumor. Jenis santet seperti ini adalah jenis yang umum sekali di miliki oleh dukun-dukun hitam, alasanya mempelajari ilmu santet jenis ini sangat gampang, tinggal kerjasama dengan dunia roh hitam dan memberi imbalan maka santetpun berjalan mulus ( take and give).

PROSES NYANTET DAN GUNA-GUNA.

Ada berbagai macam proses atau teknik untuk melancarkan ilmu santet atau guna-guna namun semuanya memilki tujuan yang sama yaitu membuat lawan takluk atau sakit. Penulis akan berikan satu teori dalam ilmu santet dan guna-guna, apabila anda ingin menyakiti seseorang apapun alasanya, ilmu santet tidak perlu alasan benar atau tidak bukan urusan yang penting emosi tersalurkan, masalah dosa nomber 16.

Carilah photo, atau pakaian bekas korban, dengan satu catatan pernah dipakai, minimal kenal dengan korban, lalu photo ini dibikinkan upacara sesuai dengan weton orang yang mau disantet, setelah itu barulah acara dimulai, pada malam KAMIS WAGE berdirilah sambil menyiapkan upacara di tengah pekarangan, bakarlah kemenyan agar para mahluk jahat datang membantu, setelah itu bacalah mantra santet..........setelah selesai tulisilah ( rajah gaib ) photo atau pakain korban dengan darah ayam dan bakarlah ke api. Sambil membakar sampaikan keinginan anda kepada mahluk gaib. Apabila tepat dan benar maka dalam tujuh hari akan kelihatan hasilnya, apabila guna-guna agar di cintai maka dalam tujuh hari cewek tersebut akan takluk dan datang, begitu juga dengan penyakit dalam tujuh hari korban akan punya penyakit baru.

APAKAH SETIAP ORANG BISA KENA SANTET

Pada dasarnya asalkan manusia masih memilki emosi berpeluang kena ilmu santet, namun kendati demikian Setan ciptaan Tuhan, malaikatpun ciptaan Tuhan, di sinilah Tuhan membuktikan dengan hukum kebenaran. Artinya tidaklah gampang menyantet orang yang mempunyai iman, kesadaran, serta kasih, setinggi apapun ilmu santet yang dimiliki, jangan pernah coba-coba untuk menyantet orang seperti itu, sebab energi akan terbalik, energi negatif diubah menjadi positif ( bumerang). Begitu juga tidak gampang untuk bisa menyantet, sebab ilmu ini sangat berbahaya serta menjerumuskan kita ke lembah hitam yang dalam.

Penulis pernah mempunyai ilmu seperti itu, akibat ilmu itu juga penulis hampir mati, untunglah Tuhan masih memberikan kesempatan pada akhirnya penulis dipertemukan dengan seorang yang mempunyai kesadaran Tuhan yang tinggi, hanya dengan SEGELAS AIR akhirnya semua ilmu penulis luntur tanpa bekas dan tak berdaya.

Ilmu santet memang ada, dan tidak gampang menyantet manusia atau guna-gunai seseorang, dan ingat semua ada balasanya, bermain-main dengan energi hitam maka energi hitam itu akan memakan kita. Hukum dalam alam semesta ini adalah kamu berbuat maka kamu akan menuai apapun bentukanya, pikiran perbuatan, kata-kata, energi, dll semuanya sama.


Motto " orang sakti belum tentu suci, tapi orang suci sudah pasti sakti "



Memusnahkan Leak di Muka Bumi, Apa Mungkin?

Leak, sebuah fenomena mistis dari Bali. Sepanjang waktu selalu menjadi pergunjingan. Bahkan tak jarang saling tuduh kerap terjadi. Si anu bisa nge-leak, I dadong (nenek) anu sakti dan sebagainya. Tanpa sadar, dengan berlaku seperti itu sebenarnya mereka sedang dan telah melakukan pengleakan.
ASAL USUL DAN FILOSHOPI LEAK

Asal usul ilmu pengeleakan bisa dirujuk dalam sebuah ritual bathin yang disebut tapa. Tapa identik dengan api, kekuatan. Apakah kekuatan itu untuk membakar ego guna perolehan keinsyafan diri atau sebaliknya untuk mengumbar ego membakar subyek yang amat dibenci. Sekali lagi, tapa adalah api atau energi berhawa panas. Mereka yang menyimpan (mengekang) nafsu atau emosi negatifnya sedemikian rupa, apabila “diledakkan” dengan cara tertentu dapat menimbulkan api tapas , meski dalam alur yang menyimpang.

Bertolak dari prinsip ini, Calon Arang (Randa Dirah) tokoh sentral dalam jagat perleakan Bali diyakini telah melakukan praktek “tapa kebencian” dan menyalurkan hasil tapanya itu secara ghaib menjadi apa yang disebut LEAK. Kemampuan Calon Arang mengekang kebencian dan dendamnya (tapa) melahirkan api (energi panas). Inilah sebabnya Ilmu Leak versi Calon Arang dasar perwujudannya tampak sebagai api (ngendih). Dan tentu saja, api leak semacam itu sama sekali tidak berpengaruh terhadap mereka yang juga memiliki api sejenis dari tipe dan kualitas yang lebih baik yakni api spiritual. Sebab itu, Mpu Bharadah, Mpu Bahula atau Raja Airlangga (Mpu Jatayu) yang mewakili kekuatan “api spiritual” tidak mempan oleh serangan kebencian yang terpancar dari api tapas Rondo Dirah. Ini pulalah makna keputusan Bhatari Durga yang mengijinkan Walu Nateng Dirah menebar kekuatan pedestian-nya hanya berlaku untuk masyarakat “pinggiran” saja, tidak dapat memasuki “ibukota kerajaan” yang dipimpin Airlangga. Pinggiran disini maksudnya adalah mereka yang berpandangan “keluar” (duniawi) melekat kepada kesenangan material; cinta akan tahta, keserakahan dan sejenisnya. Sedangkan ibukota kerajaan menyimbolkan mereka yang berpandangan “kedalam”, yakni para penekun jalan keinsyafan diri atau para penapak jalan spiritual. Bagaimanapun juga, api tapa spiritual jauh lebih cemerlang dari api tapa kebencian. Dewi Durga (Bhairavi) adalah manifestasi illahi yang merupakan sumber kedua jenis api tapa itu.
Semasih ada rasa tertindas yang melahirkan kebencian dan dendam, semasih ada nafsu birahi yang menggebu dan menuntut pemuasan dan semasih ada kemarahan terpendam yang menuntut pembalasan, jika semua itu cukup untuk melahirkan penghancuran, maka apa yang disebut LEAK pasti tetap eksis.
Calon Arang hanyalah subyek pencetus yang mewakili rasa ketidak puasan yang super lengkap semacam itu. Ia adalah Ratu Permaisuri yang sedang berkuasa tapi ia dibuang seperti sampah hingga terlunta ke tepi pengasingan. Ia harus puas sebagai mantan ratu menerima predikat janda (rondo) yang memalukan. Anak satu satunya,yang seharusnya menjadi ahli waris tahta kerajaan adalah seorang wanita bernama Ratna Mengali,pun ikut dicampakkan. Masyarakat kala itu menghukumnya dengan tidak menunjukkan rasa emphati kepada mereka. Disaat usia Ratna Mengali sudah cukup untuk menjadi seorang ibu rumah tangga yang layak, tak seorangpun pria mau mendekatinya apalagi melamarnya. Bisa dibayangkan seorang Ibu yang sedang sebatang kara yang menyayangi anak tunggalnya menerima perlakuan semacam itu,terlebih ia mantan permaisuri Raja Dirah. Siang malam ia memendam api kebenciannya kepada semua orang. Itulah tapa hebat yang dilakukan Rondo Dirah.

Maka ia sampai ke Durgaloka yakni Pura Dalem (inner power, konsentrasi api energi dalam tubuh) dan melupakan segalanya. Tujuannya hanya satu; balas dendam melampiaskan kebencian yang tak terbendung lagi. Kebencian yang mendalam dari Calon Arang ini juga layak disebut tapa dan karena itu, Dewi Durga yakni api kesadaran bathin yang dahsyat (cid-aghni, api tapas) berkenan memberikan anugerah-Nya. Karena api itu lahir dari motif kebencian, tidak ayal lagi kualitas api yang diterimanya agak rusak (ugig) dan akhirnya, terbukti memang merusak. Api semacam itu (ditambah sedikit “bumbu” dari ajaran tantrik) merupakan bahan baku (raw material) proses menebar petaka dalam kehidupan yang disebut desti, teluh dan teranjana. Teknik pengolahan api tapa “jalur kiri” seperti versi Rondo Dirah itu banyak dibahas dalam ajaran tantra wamamarga. Salah satu contohnya adalah pewisik yang diterima Calon Arang agar berhasil merubah wujud (malin rupa) seperti berikut :

Iki tingkahe mangda dadi binarupa,katon dening wong sabumi; iki pradatanya,away hima hima ring payogan.Sane metu ring sarira gnahnya mider bwana,lwirnya :
Papusuwan ngaran purwa,ika dadi lembu
Peparu dadi singa,kelod kangin
Atine dadi barong,kelod unggwanya
Usus agung dadi warak,kelod kawuh unggwanya
Ungsilane dadi nagha pasa,kawuh unggwanya
Amprune dadi raksasa,kaja unggwanya
Jajaringane dadi garuda kaja kangin unggwanya
Tumpukan papuswane dadi kala mretyu,ring madya unggwanya

Sayangnya, sebagian orang selalu “memojokkan” Randa Dirah sebagai biang kerok Aji Ugig (leak), sementara banyak orang tanpa sadar juga sedang melakukan praktek tapa sejenis seperti yang dilakukan Randa Dirah. Dijaman Kali ini banyak orang mengaku takut terhadap leak meskipun dia sesungguhnya adalah juga pengikut Calon Arang.. Mereka “diam diam” pergi ke pura atau tempat tempat keramat,petilasan,makam “mbah sakti” dan sebagainya, bukan untuk menyembah Hyang (memuja,memuliakan dan bersyukur kehadapan Hyang Widhi) melainkan untuk mendoakan (baca; meminta) agar jabatannya langgeng (baca; orang lain tidak perlu naik pangkat),agar usahanya laris dan maju (baca; agar orang yang melakukan usaha sejenis bangkrut). Jika hal hal semacam itu mereka pikirkan terus menerus sampai tidak bisa tidur,tak ayal lagi mereka adalah pengikut setia Calon Arang alias “leak leak berdasi” (baca : leak matah). Jadi kenapa harus takut dan memojokkan Randa Dirah dan leaknya?
LEAK TETAP EKSIS

Diatas telah saya simpulkan bahwa semasih ada kebencian dan dendam yang perlu dilampiaskan,semasih ada nafsu birahi yang menuntut pemuasan dan semasih ada kemarahan terpendam yang menuntut pembalasan, jika semua itu cukup untuk melahirkan penghancuran,maka apa yang disebut LEAK pasti tetap eksis.
Memang dalam sebuah babad misalnya pernah terungkap sebuah Ajian yang dianugerahkan oleh Ida Peranda Sakti Wau Rawuh kepada sisya sisyanya terbukti sangat ampuh dan berhasil mengalahkan ilmu pengeleakan yang merajalela pada masa itu.Ajian pemunah Ilmu Pengelakan itu popular disebut Gni (Agni) Wairocana.Hanya sekejap saja setelah mantra ajian tersebut dirapal,balatentara pengeleakan berikut panglimanya musnah terbakar hancur lebur menjadi abu.Ajian macam apa sesungguhnya Agni Wairocana itu?
RAHASYA AJIAN AGNI WAIROCANA

Vajra Vairochani (ya) adalah nama lain dari Indrani (Shakti Dewa Indra) yang mengambil bentuk sebagai “tubuh” dari senjata Vajra (Halilintar) milik Dewa Indra. Vajra adalah halilintar; yakni api (agni) kosmik yang sangat dahsyat.Siapapun yang terkena pukulan Vajra ini akan dilumpukan egonya sehingga mengalami “pencerahan seketika”. Sama halnya dengan pengalaman yang menimpa Shri Hanuman,ideal dasyabhakti dalam epos Ramayana. Karena prilaku egoistik (ugig) semasa kecilnya, Putra Vayu yang gagah perkasa itu mendapat hukuman dari Dewa Indra,Penguasa Kahyangan.

Indra melepaskan senjata vajra yang dahsyat itu dan mengenai dagu Hanuman .Hanuman kemudian jatuh dan pingsan (egonya dilumpuhkan). Setelah Hanuman siuman,ia mendapati dirinya telah “tercerahi”(mencapai keinsyafan diri). Untuk sampai kepada hakekat pencerahan itu, banyak usaha yang telah dilakukan Sang Hanuman. Hanuman pada masa itu sedang berguru di Suryaloka. Ini menunjukkan bahwa Ia seorang bhakta yang mendambakan penerangan jiwa (Surya=Pencerahan). Setelah menimba pelajaran di Surya Loka,dengan kekuatan yang diperolehnya Ia sempat menghancurkan kereta perang Dewa Indra.

Ini menunjukkan bahwa Hanuman telah menundukkan “ kereta” yakni badan/tubuh tempat nafsu inderawi melampiaskan hasratnya. Bahkan Hanuman melumpuhkan Gajah Airavata,wahana utama Dewa Indra. Gajah adalah simbol buddhi (asas kebijaksanaan). Lagi lagi peristiwa ini menunjukkan bahwa Hanuman telah menguasai intelegensia, pusat segala pertimbangan untuk membedakan kebaikan dan keburukan (wiweka=buddhiyoga). Setelah penundukan kereta badan dan menguasai wiweka, Hanuman kemudian “menerima” pukulan Vajra Vairochana, the personification of instantaneous enlightment (perwujudan pencerahan seketika). Senjata ini cukup populer di Bali sebagai nama “ilmu” yakni Aghni Wairochana untuk mengalahkan leak sebagaimana tertulis dalam Babad Pasek.

Bertolak dari uraian diatas, sangatlah logis kalau ilmu Agni atau Vajra Wairocana itu dikatakan sangat ampuh untuk memunahkan Leak. Karena Agni Wairocana adalah senjata kesadaran jiwa untuk melumpuhkan ego (pikiran) yang sedang dipenuhi kabut kegelapan hawa nafsu (kebencian,dendam,kemarahan,kesombongan,dsb). Energi yang dipancarkan oleh pikiran yang gelap adalah emosi negatif atau hawa panas yang dapat menghancurkan kehidupan. Hawa panas yang desruktif ini adalah cikal bakal aji pengleakan.Maka jika kabut kegelapan pikiran dan api hawa nafsu itu dilumpuhkan, tak ayal cikal bakal pengleakanpun sirna dari kehidupan manusia.Agni Wairocana adalah ajian penerang jiwa,cahaya kesadaran jiwa yang terbit dari penapakan jalan spiritual keinsyafan diri. Senjata ini hanya dikuasai oleh pribadi pribadi mulia sekaliber Danghyang Nirartha,Mpu Bharadah,Mpu Jiwaya,Mpu Bahula dan segelintir orang suci lainnya. Bagi mereka,kekuatan leak tidak kuasa menyentuhnya. Bagaimana dengan Anda?

Catatan : Artikel ini ditulis oleh Drs.Kadek Yudhiantara,MAP, untuk keperluan penulisan di sebuah media. Pak Kadek adalah Guru Besar Maruti Suta-Bali dan juga seorang dosen di sebuah perguruan tinggi swasta di Bali.

 LEAK
Kata leak sudah mendarah daging di benak masyarakat hindu di Bali atau
asal Bali yang tinggal di perantauan sebab kata-kata ini sangat sering
kita dengar dan membuat bulu kuduk merinding atau hanya sekedar ga
berani keluar malam gara-gara kata "leak" ini. Begitu juga keributan
sering terjadi antar tetangga gara-gara seorang nenek di sebelah rumah
di tuduh bisa ngeleak…ironisnya lagi yang menyebut si A atau B bisa
ngeleak adalah sekelas balian sonteng, dan sebangsanya. Bahkan bayi
menangis tengah malam, yang mungkin kedinginan atau perut kembung yang
tidak di ketahui oleh ibunya, juga tuduhannya pasti "amah leak"
apalagi kalau yang bilang balian sakti, wah…pasti tokcer..
Sedemikian parahkah, atau sangat saktikah leak tersebut, dan kalau
saya tanya kepada pembaca semua pernahkah melihat leak, atau paling
tidak mayat leak…paling yang ada mayat manusia… Apakah hal itu tidak
lebih sebuah anggapan yang perlu di telusuri kebenarannya, sebab arti
kata leak itu sendiripun kita jarang yang tahu… Asumsi kita tentang
leak paling-paling rambut putih dan panjang, gigi bertaring, mata
melotot, dan identik dengan wajah seram.. Hal inilah yang membuat kita
semakin tajam mengkritik leak dengan segala sumpah serapah, atau hanya
sekedar berpaling muka bila ketemu dengan orang yang bisa ngeleak…
Pada dasarnya ilmu leak adalah ilmu kerohanian yang bertujuan untuk
mencari pencerahan lewat aksara suci. Dalam aksara Bali tidak ada yang
disebut dengan leak, yang ada adalah " LIYA, AK yang berarti lina
aksara ( memasukkan dan mengeluarkan kekuatan aksara dalam tubuh
melalui tata cara tertentu). Kekuatan aksara ini disebut panca gni
aksara, siapapun manusia yang mempelajari kerohanian merk apapun
apabila mencapai puncaknya dia pasti akan mengeluarkan cahaya ( aura).
Cahaya ini bisa keluar melalui lima pintu indra tubuh , telinga, mata,
mulut, ubun-ubun, serta kemaluan. Pada umumya cahaya itu keluar lewat
mata dan mulut, sehingga apabila kita melihat orang ngelekas di
kuburan atau tempat sepi, api seolah-olah membakar rambut orang
tersebut.
Pada prinsipnya ilmu leak tidak mempelajari bagaimana cara menyakiti
seseorang, yang di pelajari adalah bagaimana dia mendapatkan sensasi
ketika bermeditasi dalam perenungan aksara tersebut. Ketika sensasi
itu datang, maka orang itu bisa jalan-jalan keluar tubuhnya melalui
ngelekas atau ngerogo sukmo, kata ngelekas artinya kontraksi batin
agar badan astral kita bisa keluar, ini pula alasannya orang ngeleak
apabila sedang mempersiapkan puja batinnya di sebut "angeregep
pengelekasan".
Sampai di sini roh kita bisa jalan-jalan dalam bentuk cahaya yang umum
di sebut "ndihan" bola cahaya melesat dengan cepat. Ndihan ini adalah
bagian dari badan astral manusia, badan ini tidak dibatasi oleh ruang
dan waktu dan di sini pelaku bisa menikmati keindahan malam dalam
dimensi batin yang lain.
Jangan salah… dalam dunia pengeleakan ada kode etiknya, sebab tidak
semua orang bisa melihat ndihan, juga tidak sembarangan berani keluar
dari tubuh kasar kalau tidak ada kepentingan mendesak. Peraturan yang
lain juga ada seperti tidak boleh masuk atau dekat dengan orang mati,
orang ngeleak hanya shopingnya di kuburan ( pemuhunan) apabila ada
mayat baru, anggota leak wajib datang ke kuburan untuk memberikan doa
agar rohnya mendapat tempat yang baik sesuai karmanya, begini bunyi
doanya leak memberikan berkat, "ong, gni brahma anglebur panca maha
butha, anglukat sarining merta, mulihankene kite ring betara guru,
tumitis kita dadi manusia mahutama, ong rang sah, prete namah.."
sambil membawa kelapa gading untuk dipercikkan sebagai tirta.
Nah..di sinilah ada perbedaan pandangan bagi orang awam dikatakan leak
ke kuburan memakan mayat, atau meningkatkan ilmu.
 
KENAPA HARUS DI KUBURAN…
 
Paham leak adalah apapun status dirimu menjadi manusia, orang sakti,
sarjana, kaya, miskin, akan berakhir di kuburan. Tradisi sebagian
orang di India tidak ada tempat yang tersuci selain di kuburan, kenapa
demikian di tempat inilah para roh berkumpul dalam pergolakan spirit,
bagi penganut tantric bermeditasi di kuburan di sebut meditasi
"KAVALIKA". Di Bali kuburan dikatakan keramat, karena sering muncul
hal-hal yang meyeramkan, ini disebabkan karena kita jarang membuka
lontar "tatwaning ulun setra" sehingga kita tidak tahu sebenarnya
kuburan adalah tempat yang paling baik untuk bermeditasi dan
memberikan berkat doa. Sang Buda kecapi, Mpu kuturan, Gajah Mada, Diah
Nateng Dirah, Mpu Bradah, semua mendapat pencerahan di kuburan, di
Jawa tradisi ini di sebut " TIRAKAT.
Di Bali ada beberapa daerah yang terkesan lucu mengganggap kuburan
adalah tempat sebel, leteh, ketika ada orang meninggal, atau ngaben,
tidak boleh sembahhyang ke pura karena sebel, padahal.. kalau ngaben
kita juga mengahaturkan panca sembah kepada Hyang Widi di kuburan,
lantas di mana letak beda sebel Pura dan sebel kuburan bagi TUHAN ?
itu hanya awig-awig manusia.
Leak juga mempunyai keterbatasan tergantung dari tingkatan rohani yang
dipelajari, ada tujuh tingkatan leak, leak barak (brahma) ini baru
bisa mengeluarkan cahaya merah api, leak bulan, leak pemamoran, leak
bunga, leak sari, leak cemeng rangdu, leak siwa klakah, leak siwa
klakah inilah yang tertinggi, sebab dari ke tujuh cakranya
mengeluarkan cahaya yang sesuai dengan kehendak batinnya. Setiap
tingkat mempunyai kekuatan tertentu, di sinilah penganut leak sering
kecele, ketika emosinya labil ilmu tersebut bisa membabi buta atau
bumerang bagi dirinya sendiri. Hal inilah membuat rusaknya nama
perguruan, sama halnya seperti pistol salah pakai berbahaya. Makanya
kestabilan emosi sangat penting, dan di sini sang guru sangat ketat
sekali dalam memberikan pelajaran.
 
BEDA PENESTIAN, PENGIWA, DAN LEAK.
 
Selama ini leak dijadikan kambing hitam sebagai biang ketakutan serta
sumber penyakit, atau aji ugig bagi sebagian orang. Padahal ada aliran
yang memang spesial mempelajari ilmu hitam disebut "penestian" ilmu
ini memang dirancang bagaimana membikin celaka, sakit, dengan kekuatan
batin hitam ini disebut " PENGERANCAB". Adapun caranya adalah dengan
memancing kesalahan orang lain sehingga emosi, setelah emosi barulah
dia bereaksi, jadi emosi dijadikan pukulan balik bagi penestian.
Dalam ajaran penestian menggunakan ajian-ajian tertentu, seperti aji
gni salembang, aji dungkul, aji sirep, aji penangkeb, aji pengenduh,
aji teluh teranjana, termasuk aji nomoto, he..he.. Aliran ini disebut
"pengiwa' ( tangan kiri) kenapa tangan kiri, sebab setiap menarik
kekuatan selalu memasukan energy dari belahan badan kiri. Sedangkan
ilmu leak dari tangan kanan, makanya disebut penengen ( tangan kanan).
Pengwia banyak menggunakan rajah-rajah ( tulisan mistik) juga dia
pintar membuat sakit dari jarak jauh, dan dijamin tidak bisa dirontgen
dan di lab, dan yang paling canggih adalah cetik ( racun mistik). Dan
aliran ini bertentangan dengan pengeleakan, apabila perang beginilah
bunyi mantranya, "ong siwa gandu angimpus leak, siwa sumedang anundung
leak, mapan aku mapawakan segara gni..bla..bla…".
Jadi kesimpulannya adalah leak tidak perlu di takuti, tidak ada leak
yang menyakiti, takutlah terhadap pikiran picik, dengki, sombong, pada
diri kita sebab itu sumber pengiwa dalam tubuh kita. Bila tidak
diantisipasi tekanan darah jadi naik, dan penyakit tiga S akan kita
dapat, Stres, Stroke, Setra. Pada hakekatnya tidak ada ilmu putih dan
hitam semua itu hati yang bicara, boleh jadi dasar ilmu yang di anut
hitam, namun digunakan untuk kebaikan, dan sangat tercela dasar ilmu
putih kita gunakan untuk kejahatan. Sama halnya seperti hipnotis, bagi
psikiater ilmu ini untuk penyembuhan, tapi bagi penjahat ilmu ini
untuk mengelabui serta menipu seseorang, tinggal kebijaksanaan kita
yang berperan. Pintar, sakti, penting namun..ada yang lebih penting
adalah kebijaksanaan akan membawa kita berpikir luas, dari pada
mengumpat serta takut pada leak yang belum tentu kita ketemu tiap
hari.
 
Sebelum seorang belajar ilmu leak terlebih dahulu harus diketahui
otonan orang tersebut ( hari lahir versi Bali) hal ini sangat penting,
karena kwalitas dari ilmu yang dianut bisa di ketahui dari otonanya,
satu contoh apabila murid mempunyai otonan SUKRA PON MEDANGSIA berarti
dewanya adalah Brahma, otomatis karakter orang tersebut cendrung
emosional dalam hal apapun, dan
digandrungi perempuan, nah..sang guru harus hati-hati memberikan
pelajaran ini kalau tidak murid akan celaka oleh ilmu tersebut.
 
Setelah diketahui barulah proses belajar di mulai, pertama-tama murid
harus mewinten Brahma widya, dalam bahasa lontar NGERANGSUKAN
KAWISESAN, dan hari baik pun tentunya dipilih oleh sang GURU.Tahap
dasar murid diperkenalkan dengan AKSARA WAYAH atau MODRE, dalam hal
ini
tidak bisa dieja aksara tersebut BAKU !!! Selajutnya murid diRajah
seluruh tubuh dari atas sampe bawah...oleh sang guru, hal ini di
lakukan di KUBURAN pada saat kajeng kliwon nyitan.
 
SUMPAH...
 
Selesai dari proses ini barulah sang murid sah diajarkan oleh sang
guru, ada 5 sumpah
 
yang dilakukan di kuburan :
1 hormat dan taat dengan ajaran yang di berikan oleh guru
2 Selalu melakukan ajapa-ajapa dan menyembah SIWA Dan DURGA dalam
bentuk ilmu kawisesan,
3 tidak boleh pamer kalau tidak kepepet, selalu menjalankan darma,
4 tidak boleh makan daging kaki empat, tidak boleh bersetubuh ( zina)
5 tidak boleh menyakiti atau dengan carapapun melalui ilmu yang kita
 
pelajari...
 
Mungkin karena peraturan no 4 ini sangat ditakuti akhirnya kebanyakan
ilmu ini di pelajari oleh perempuan, sebab perempuan lebih kuat
menahan nafsu birahi dari laki-laki. Di Bali yang namanya Rangda
selalu indentik dengan wajah seram, tapi di jawa di sebut RONDO
berarti janda, inilah alasanya kenapa dahulu para janda lebih
menguasai ilmu pengeleakan ini dari pada laki-laki, dikarenakan wanita
lebih kuat nahan nafsu... Pada dasarnya kalau boleh
 
saya katakan ilmu ini berasal dari tanah Jawa, campuran aliran SIWA
dan BUDHA, yang di sebut dengan BAJRAYANA.
 
TINGKATAN PELAJARAN...
 
Tingkat satu kita diajari bagaimana mengendalikan pernafasan, di bali dan
bahasa lontar di sebut MEKEK ANGKIHAN, atau PRANAYAMA.
 
Tingkat dua kita diajarkan VISUALISASI,
dalam ajaran ini di sebut " NINGGALIN SANGHYANG MENGET"
 
Tingkat tiga kita diajar bagaimana kita
melindungi diri dengan tingkah laku yang halus serta tanpa emosi dan
dendam, di ajaran ini di sebut "PENGRAKSA JIWA.
 
Tingkat empat kita di ajar kombinasi antara
gerak pikiran dengan gerak tubuh, dalam bahasa yoga di sebut MUDRA,
karena mudra ini berupa tarian jiwa akhirnya orang yang melihat atau
yang nonton di bilang " NENGKLENG ( berdiri dengan kaki satu ).
 
Mudra yang kita pelajari persis seperti tarian siwa nata raja.
 
Tingkat empat barulah kita diajar MEDITASI,
dalam ajaran pengeleakan disebut " NGEREGEP, yaitu duduk bersila tangan
disilangkan di depan dada sambil mengatur pernafasan sehingga pikiran kita
tenang...atau ngereh, dan ngelekas..
 
Tingakat lima kita di ajarkan bagaimana
melepas roh ( MULIH SANGHYANG ATMA RING BAYU SANDA IDEP ) melalui
kekluatan pikiran dan batin dalam bahasa sekarang disebut LEVITASI,
berada di luar badan. Pada saat levitasi kita memang melihat badan
kita terbujur kaku tanpa daya namun kesadaran kita sudah pindah ke
badan halus, dan di sinilah orang disebut berhasil dalam ilmu leak
tersebut, namun..ini cukup berbahaya kalau tidak waspada dan kuat iman
serta mental kita akan keliru, bahkan kita bisa tersesat di alam gaib.
Makanya kalau sampai tersesat dan lama bisa mati, ini disebut mati
suri, maka begawadgita benar sekali, ( apapun yang kamu ingat pada
saat kematian ke sanalah kamu sampai...dan apapun yang kamu pikirkan
begitulah jadinya )
 
Tentu dalam pelajaran ini sudah pasti dibutuhkan ketekunan, puasa,
berbuat baik, sebab ilmu ini tidak akan berhasil bilamana dalam
pikiran menyimpan perasaan dendam, apalagi kita belajar ilmu ini untuk
tujuan tidak baik saya yakin tidak akan mencapai tujuannya. Kendati
demikian godaan selalu
akan datang seperti, nafsu sek meningkat, ini alasanya kenapa tidak
boleh makan daging kaki empat, dan kita diajurkan tidur di atas jam 12
malam agar konisi agak lemah sehingga nafsu sek berkurang..kata guru
saya kalau ada orang mempelajari leak tidur sore-sore disebut LEAK
SANJE didoktrin,
padahal menurut saya agar kondisi agak lemah saja. Dan tengah malam
tepat jam 12 kita diwajibkan untuk meditasi sambil mencoba melepas
roh, tapi di ajurkan yang deket-deket dulu, jangan coba-coba shoping
ke MONAS dari BALI...he,he.. yach...paling-paling ke parit, sawah,
atau ke sungai,..
 
Celakanya apabila kita melepas ROH pas lewat di rumah tetangga yang sedang
mempunyai BAYI otomatis bayi tersebut pasti terbangun dan menagis
teriak-teriak, hal ini disebabkan frekwensi bayi sama seperti kita.
sebab bayi masih peka banget. Bayi tersebut tidak takut cuma kaget aja
ada SEPLETERAN yang lewat, kayak handphone adu signal n
blenggg...inilah yang dikatakan
sama orang awam bahwa bayi itu di " AMAH LEAK" padahal tidak. Maka
dari itu dalam dunia leak, ada aturan dilarang keras untuk lewat atau
berada di keluraga yang mempunyai bayi untuk melepas ROH..( ngelekas,
ngereh, ). Nah...bagi yang jahil tidak tertutup kemungkinan melepas
roh dan mondar mandir di depan rumah orang yang punya bayi, ini yang
sering terjadi di BALI, sehingga leak namanya rusak banget dan di
tuduh nyakitin. Apalagi ada orang
sakit keras, kita iseng lewat atau sekedar jenguk melalui ROH sudah
dipastikan orang tersebut kaget dan bisa jadi denyut jantung berhenti,
alhasil MATI inilah hal-hal yang oleh orang awam di katakan bahwa leak
itu jahat...makanya sang balian yang bijak akan memagari rumah orang
sakit atau yang punya
bayi itu dengan aksara tertentu, yang artinya sebagai simbul PARA
PENGANUT LEAK DILARANG MASUK !!!
 
Apabila ini di langgar perang atara leak dan balian pun terjadi
masalah kalah dan menang tergantung sapa yang mumpuni, disini tidak
lagi berbicara dari fakultas mana, atau universitas mana tapi sudah
PERANG...KAWISESAN>>>
Nah inilah yang sering terjadi di Bali yang di sebut dengan SIAT
PETENG, pada umumnya dari pihak leak yang sering kalah, sebab leak
tidak mempelajari ilmu
menyerang..namun ilmu bertahan, sedangkan balian bisa saja ngiwa
tengen, positif negatif..udah pasti dia yang menang, nyakitin bisa,
ngobati juga bisa, ini yang di sebut balian ngiwa tengen...
 
Pada umumnya, penganut ilmu leak ( ngisinin jengah) ..terpacing emosi, inilah
kelemahanya apabila itu terjadi sudah dipastikan ilmu hitam yang
menang sebab emosi adalah makanan ilmu hitam... Kalau penganut ilmu
leak memegang teguh janjinya dia tidak akan berontak bilamana
terpancing emosinya, malah dia mendoakan dan memaafkan sudah pasti dia
yang menang..sebab itulah
dasar ilmu leak tersebut, sabar dan darma untuk mencapai tujuan.
 
SANGKEPAN LEAK....
 
Kata ini juga sering kita denger sehingga timbul pertanyaan apakah
LEAK ada rapatnya, atau REUNI, serta bagi ibu-ibu ARISAN LEAK, TEMPEK
INI, DAN ITU, he,he,hahhha.. Yang bener adalah dalam dunia leak sama
seperti perkumpulan spiritual, pada hari-hari tertentu pada umumnya
KAJENG KLIWON, kaum leak mengadakan puja bakti bersama memuja SIWA,
DURGA, BERAWI, biasanya di pura dalem atau di Kuburan, Prajapti..dalam
bentuk NDIHAN, bukan kera, anjing, dan lain-lain.
 
Saya tekankan lagi sekali ilmu leak bukan ilmu merubah wujud, jadi
kalu ada yang bilang melihat KERA, PITIK BEGIL dan lain-lain itu yang
melihat kena sihir,
akibat biasa nonton PERCAYA GA PERCAYA, atau UJI NYALI... jadi kata
sangkepan leak bisa dibenarkan namun..sesungguhnya bukan rapat tapi
puja bakti, hanya itu !!! dan hal ini sekarang sudah langka
baget..sebab para leak udah pindah ke kota semua he..he..apalagi
sekarang banyak LEAK
MATAH...he,he, berbuat jahat mengatasnakaman kebenaran tuk mencapai
tujuan
 
KEKUATAN LEAK TERLETAK PADA SIHIRNYA...
 
Baru-baru ini saya dishoting oleh stasiun TV Saswta Jakarta , dan maaf
saya tidak sebutkan, sebagai uji coba bisa ga di shot oleh kamera.
Saya tahu beberapa orang yang mencela serta apriori dengan ilmu leak,
terutama kru TV tersebut, di sinilah kelemahan orang tersebut bagi
saya...lalu saya suruh menatap mata saya, dan baca
mantra..abrakedabra...tiga kru TV lari..sambil menjerit...katanya dia
melihat saya kayak patung Rangda, yang kebetulan
sebelum shoting saya ajak ke pasar SUKAWATI untuk liat-liat
patung-patung meyeramkan itu...he,he he..sedangkan ada lagi 3 orang
yang saya tahu imannya cukup bagus, dia melihat saya biasa-biasa
aja....
 
Makanya tidak gampang NGELEAKIN ORANG, apalagi orang tersebut kuat
iman, rajin meditasi, berdoa, sampe berbuih pun mulut kita komat-kamit
baca mantra, gak bisa bikin takut, paling-paling diledekin, kok tidak
berubah....he he he he..
 
Makanya cobalah SEMETON tanya dan kumpulkan 10 orang pernahkah
mendengar leak..jawbnya PERNAHHHHHHH...pernakah melihat
leak..TIDAKKKKKKKK...tidak setiap orang mampu melihat leak dan tidak
setiap leak berkuasa atas diri orang lain.
 
DASA AKSARA BUKAN DASAR ILMU LEAK...
 
Pernah mendengar dasa aksara atau yang umum di jabarkan sebagai
berikut, SANG, BANG, TANG, ANG, ING, NANG, MANG, SING, WANG, YANG.
ilmu ini adalah dasar dari sepuluh prana atau DASA BAYU.. dasa aksara
ini mempunyai arti memuliakan dewa SIWA, seperti SAGORA, BAMADEWA,
TATPURUSHA..dan selanjutnya. Dasa aksara ini murni dibawa oleh aliran
SIWA
SHIDANTA dan bagian untuk mencapai pencerahan batin melalui aksara
tersebut, hasilnya hampir mirip sama-sama mengeluarkan CAHAYA namun
tidak spesifik..Sedangkan PANCA GNI WIJAKSARA, sangat spesifik sekali,
SAYANG...SEMETON..saya tidak berani katakan sebab ini bagian dari
sumpah saya...untuk tidak mengatakan hal ini, kecuali semeton mau
belajar...he,he...
 
Dasa aksara lebih banyak akan mengakses kedunia kerohanian bukan
KEWISESAN(KEBIJAKSANAAN) ...sehingga dasa akasara ini akan mencapai
puncaknya apabila seseorang memurnikan batinya melalui dasa yama
brata, dan ini murni ilmu krohanian...
 
Jadi demikian semeton yang bisa saya sampaikan, mudah mudahan tulisan
ini menambah wawasan di bidang ilmu leak sehingga besok-besok kita
tidak MILU_MILU TUWUNG mengatakan LEAK itu jahat..atau tanpa tahu
sebabnya kita getok KULKUL supaya banjar datang tuk menggerebeg orang
yang di katakan bisa NGELEAK. Seperti kata semeton juga, YA SAKTI SANG
SAJANA DARMA RAKSAKA, orang yang bijaksana pasti berpegang teguh pada
DARMA, dan orang yang berpegang darma sudah pasti bijaksana.
 
Orang yang sakti belum tentu suci hatinya, namun orang yang suci sudah
pasti SAKTI tingkah lakunya, jaman sekarang sulit membedakan mana yang
benar dan mana yang tidak benar, kecuali bertanya pada kedalaman hati
kita masing-masing... sebuah lentera akan padam apinya, apabila
minyaknya megering, namun jangan pernah padamkan api rohani n
kebersamaan melalui persahabatan...
*Tks to Adek*

Aji Pengiwa Di Bali


Oleh :I B Bajra.

D unia Mistik Dan Gaib

Hampir sebagian besar di antara kita pernah mendatangi praktik Jero balian atau dukun, baik untuk tujuan penyembuhan suatu penyakit, menanyakan sesuatu yang niskala, mencari perlindungan diri, penangkal agar tidak terserang orang secara gaib, bahkan untuk mendapatkan penglaris. Apapun tujuan kita mendatangi jero balian, dan apa pun kemampuan jero balian, tampaknya tidak mudah bagi kita untuk menghindari kepercayaan dunia niskala, yang kita terjemahkan secara sederhana dan sempit, yakni dunia mistik dan gaib.

Aji Pengiwa Di BaliDalam kepercayaan permanen itu, suatu penyakit atau musibah selalu dikaitkan dengan gejala ketidak-harmonisan hubungan kita dengan sesama dan alam gaib yang menyebabkan timbulnya suatu penyakit dan musibah, karena itu kita memerlukan bantuan pihak lain, yang dianggap memahami dan dapat mengendalikan kekuatan gaib yang mengganggu kesehatan dan ketentraman hidup kita. Kekuatan gaib itu menyebabkan penyakit dan mendatangkan musibah.

Dalam kehidupan sehari-hari pun kita tidak dapat menggunakan nalar secara penuh, walaupun tingkat pendidikan masyarakat umumnya telah mencapai tingkat yang dapat dianggap telah menjauhi dunia gaib dan mistik dalam artinya yang negatif itu, lalu seharusnya menggunakan nalar atau akal sehat dalam mengambil suatu keputusan atau tindakan. Dalam mendampingi anggota keluarga yang sakit juga tidak mudah berpikir dan bertindak secara nalar dalam memperoleh solusi yang tepat agar si sakit dapat disembuhkan secara medis, karena memang seharusnya demikian tindakan orang modern. Akan tetapi, sekalipun anggota keluarga kita terkena kanker stadium empat dan para dokter ahli telah menyatakan sangat kecil kemungkinannya sembuh, harapan masih ditumpukkan kepada sang balian.

Bahkan, sejak gejala-gejala kanker itu muncul kita memilih dan ketetapan hati untuk membawa si sakti ke balian, tidak ke dokter ahli atau rumah sakit. Meskipun diagnosis secara medis menyatakan gejala-gejala demikian mengarah ke kanker, masih saja kita beranggapan bahwa penyakit yang dasyat itu merupakan hasil pekerjaan seseorang yang tidak menyukai keluarga kita. Biasanya, yang dituduh melakukan serangan gaib itu adalah keluarga dekat sesumbahan (keluarga satu kawitan atau satu leluhur), bukan orang lain. Akibatnya, keluarga yang anggotanya menderita penyakit parah itu, mengalami penderitaan yang berlipat ganda, menderita karena harus mengurus keluarga yang sakit dan tidak ada tanda-tanda akan sembuh, juga menderita, sakit hati, bahkan dendam karena harus bermusuhan dengan keluarga sesumbahan atau satu leluhur.

Sumber yang menyediakan sarana untuk menyakiti orang lain itu, adalah balian ngiwa. Dikatakan ngiwa karena balian itu bertindak sebagai ahli yang mampu mengobati penyakit niskala semacam itu, namun juga membantu dan menyediakan sarana bagi orang yang ingin menyakiti saudara atau orang lain, yang tidak disukainya. Dengan kata lain, balian itu dipradugai menempuh jalur kanan, tetapi juga menempuh jalur kiri (kiwa = kiri, hitam; jahat), yang memang terlanjur dipisahkan secara dikotomis. Pertanyaan kemudian muncul benarkah ada balian yang ngiwa seperti itu? Sebagai orang memahami dunia gaib, demikian pula tingkah polah balian ngiwa yang tidak mudah dimengerti secara nalar untuk kemudian ditarik sebuah kesimpulan untuk membenarkan atau menganggap praktik-praktik semacam itu tidak ada.

Tumbal Dan Pekakas

Pemahaman tradisional kita mengenai penyakit berkaitan dengan penyembuhan (obat) dan balian. Pada umumnya, lontar usada mengelompokkan penyakit menjadi tiga jenis, yakni penyakit panes (panas), nyem (dingin) dan sebbaa (panas dingin). Sejajar dengan itu, obat pun dikelompokkan dalam tiga macam, yakni ada obat yang berkhasiat anget (hangat), tis (sejuk) dan dumelada (sedang). Kesejajaran antara jenis penyakit dan tiga macam obat tersebut agaknya berhubungan pula dengan fungsi dan kesaktian Bhatara Brahma, Wisnu, dan Iswara. Ketiga dewa itu diberi wewenang oleh Dewa Siwa untuk melaksanakan pengobatan sesuai dengan sifat masing-masing penyakti dan khasiat obat, Dewa Brahma diberi tugas dan wewenang untuk mengadakan penyakit panes dan obat yang berkhasiat anget, Dewa Wisnu bertugas untuk mengadakan penyakit nyem dan obat yang berkhasiat tis, dan Dewa Iswara mengadakan penyakit sebbaa dan bahan obat yang berkhasiat dumelada.

Aji Pengiwa Di BaliBagaimana cara menentukan khasiat obat itu belum ditemukan jawabannya di dalam lontar usada. Lontar tarupramana hanya menyebutkan berbagai jenis tanaman yang berkhasiat anget, tis, dan dumalada, tanpa mengulas bagaimaan cara mengetahui khasiat yang dikandung tanaman tersebut. Misalnya, daun paya, babakan atau kulit pohon belimbing, babakan pohon tanjung dan sebagainya, memiliki khasiat anget. Tanaman yang berkhasiat tis, antara lain getah awar-awar, akar dan buah belego, akar dan daun kayu manis dan sebagainya, sedangkan tanaman yang berkhasiat dumalada antara lain akar delima, akar kenanga, getah kenari, daun sembung.

Jenis penyakit dan khasiat obat yang disediakan alam di atas masih tergolong cara pengobatan yang normatif sesuai dengan petunjuk lontar usada. Akan tetapi, kadang-kadang sang balian juga memberikan bahan obat brupa rerajahan atau benda-benda yang diberi rerajahan dan mantra-mantra kepada pasiennya. Di samping jenis-jenis obat tersebut, ada juga penangkal gering, berupa tumbal dan pekakas. Tumbal adalah sebuah istilah yang berkonotasi kiri (kiwa) dalam masyarakat Bali, padahal ia merupakan penangkal penyakit atau hal buruk lainnya, berbentuk rerajahan dengan aksara wijaksara, dan modre yang ditulis di atas lempengan logam, pecahan periuk tanah, daun lontar, kain, kertas atau benda keras lainnya. Benda yang telah dirajah ini dibungkus dengan kain putih, atau dimasukkan ke dalam periuk tanah kecil, disertai banten dan mantra, lalu ditanam di pekarangan rumah, atau di tempat lainnya. Sebagian masyarakat Bali percaya dengan menanam tumbal di pekarangan rumah atau di tempat tertentu, berarti menanam kekuatan magis religius, sehingga diharapkan semua penyakit dan kekuatan atau orang yang berniat jahat tidak akan berani memasuki pekarangan rumah.

Sementara itu, pekakas adalah sebuah jimat berupa lempengan logam kecil, daun lontar, kain atau benda lainnya, yang diberi rerajahan disertai mantra kemudian dibungkus dengan kain putih, ditempatkan di ikat pinggang, kalung atau tempat lainnya, yang selalu dibawa kemanapun pergi, terutama ketika keluar rumah. Pekakas biasanya ditaruh di tempat yang tersembunyi agar tidak mudah dilihat orang atau mampu melindungi pemakainya dari marabahaya. Akan tetapi, orang yang mempelajari pengiwa umumnya mengtahui kalau seseorang menggunakan pekakas dan selalu timbul niatnya untuk mencobanya. Karena itu, disarankan untuk tidak menggunakan pekakas, kecuali menggunakan aura “gunan awak” dan berpikir jernih untuk menangkal serangan kekuatan jahat.

Tidak mudah untuk mengklaim apakah balian yang menggunakan sarana tumbal dan pekakas sekalipun atas permintaan sang pasien tergolong balian ngiwa? Jawabannya mungkin ya, apabila balian itu juga melayani pembelian sarana untuk menyakiti dan menyerang orang lain dengan kekuatan jahat itu.

Banaspatiraja Perwujudan Dewa Bhairawi

B anaspatiraja adalah tokoh Dewa yang demikian penting dan menyita banyak perhatian umat Hindu di Bali. Beliau bukanlah tokoh satu dimensi yang gampang dipahami, melainkan tokoh multidimensi yang dapat muncul dimana-mana dan selalu berhubungan dengan kekuatan yang menyeramkan. Dengan kata lain, Banaspatiraja tidak hanya berhubungan dengan Pura Dalem dan Mrajapati, namun juga berhubungan dengan Pura Puseh dan Pura Desa. Di kedua pura ini, banaspatiraja distanakan di Balai Agung. Jika di Pura Dalem kedudukan beliau dihubungkan dengan konsep triodasasaksi atau tri purusa, sedangkan di Pura Puseh dihubungkan dengan istadewatanya Ida Sanghyang Bhagawati. Dari bale agung ke perempatan agung beliau menjadi Catur Bhuana atau Catur Muka. Dari perempatan agung ke marga tiga (simpang tiga) beliau menjadi Jagasatru dan dari marga tiga ke prajapati beliau sebagai Dhurga dalam bentuk Bhairawi berwujud banaspatiraja. Setelah itu, baru kepemuwunan atau huluning setra sebagai Bhairawi dengan wujud Rangda.

Banaspatiraja Perwuju Dan Dewa BhairawiBanaspatiraja sebagai simbol penghormatan kepada kekuatan alam, antara lain untuk menjaga pohon kayu yang besar seperti beringin, kepah, kepuh, rangdu agar tidak ditebang seenaknya. Penghormatan yang paling nyata, adalah menggunakan kayu-kayu tersebut sebagai bahan barong. “Barong dapat dinyatakan sebagai rohnya purusa dan rangda sebagai pradana, banaspati atau saktinya”.

Banaspatiraja tentu saja tidak hanya berhubungan dengan pohon kayu yang besar. Dalam Catur Sanak sebagaimana diungkapkan, Anggapati menghuni badan manusia dan mahluk lainnya; ia berwenang mengganggu manusia yang keadaannya sedang lemah atau dimasuki nafsu angkara murka. Mrajapati adalah penghuni kuburan dan perempatan agung yang berhak merusak mayat yang ditanam melanggar waktu dewasa. Juga ia boleh menganggu orang yang memberikan dewasa yang bertentangan dengan ketentuan upacara. Banaspati menghuni sungai, batu besar yang berwenang menganggu atau memakan orang yang berjalan ataupun tidur pada waktu-waktu yang dilarang oleh sang kala, misalnya tengai tepet, atau sandikala. Banaspatiraja adalah penghuni kayu-kayu besar yang berwenang memakan orang yang menebang kayu atau menaiki pohon pada waktu yang terlarang oleh dewasa. Kata Banaspati Raja dan Banaspati, dapat dinyatakan simbol Pradana dan Purusa, pengertian yang serba dua; Lingga dan Yoni, Dewa dan Dewi, dll. Banaspati Raja dan Banaspati dapat ditelusuri dalam Veda, Upanisad, Lontar-lontar, dan di masyarakat.

Banaspati sesungguhnya ada dalam Veda, Upanisad, dan Lontar, yang mana konsep dasarnya adalah kekuatan alam kosmis, yang dapat dinyatakan sebagai apapun sesuai dengan kemampuan manusia memahaminya. Dia dikatakan sebagai roh jahat, karena seperti itulah kemampuannya untuk memahami kekuasaan Tuhan. Padahal Tuhan adalah pengendali utama dalam segala bidang.

Lontar Kanda Pat Bhuta menguraikan bahwa; Anggapati, lahir dari mulut rupanya putih suaranya UH, letaknya di timur, berwujud kala/nafsu di badan sendiri. Sebagai makanan ia boleh memakan manusia bila keadaannya sedang dipenuhi nafsu angkara murka. Mrajapati, lahir dari hidung rupanya merah, suaranya EH, letaknya di selatan dan penguasa setra gandhamayu (Dhurga) serta perempatan jalan. Sebagai makanannya adalah bangkai / mayat yang ditanam melanggar waktu atau hari-hari yang terlarang oleh padewasaan. Banaspati, lahir dari soca/permata, warnanya hitam, suaranya AH, lalu menjadi api hitam, tempatnya di barat, diwujudkan berupa jin, setan, tonya, penjaga sungai, tempat keramat dan sebagainya. Sebagai makanannya ialah orang yang lewat atau berjalan ataupun tidur pada waktu yang dilarang oleh kala, misalnya tengah hari (kali tepet) atau sandikala. Banaspati Raja, lahir dari telinga, warnanya kuning, suaranya AH menjadi api yang kuning, diwujudkan sebagai barong dan menjaga kayu besar/hutan; kepah, kepuh, rangdu dan lain-lain. Sebagai makanannya boleh memakan orang yang menebang kayu atau naik pohon pada waktu terlarang oleh padewasan.

Menurut Devi Purana, Dewa Siva berdoa kepada-Nya dan diberkati dengan delapan kekuatan tertinggi. Dan karena beliaulah, Deva Siwa dalam perwujudan-Nya sebagai Ardhanariswara, setengah pria setengah wanita (Acintya). Rsi Vyasa (Bhagawan Biasa, editor Catur Weda) menyatakan bahwa Durga merupakan simbol dari kekuatan yang merupakan kekuasaan tertinggi. Durga menginspirasikan mausia dalam tugas, pekerjaan, usaha, petualangan dan industri.

Banaspatiraja Perwuju Dan Dewa BhairawiMembicarakan tentang Banaspatiraja tidak bisa dipisahkan dari Anggapati, Prajapati dan Banaspati. Sebab ini erat kaitannya dengan catur sanak yang ada di bhuana agung maupun bhuana alit. Yang disebut dengan catur sanak lebih dikenal dengan saudara empat yakni : Anggapati, Prajapati, Banaspati, dan Banaspatiraja. Ini semua termuat dalam lontar kanda pat, siwa gama, kala tatwa maupun gong besi. Di dalam lontar kanda pat, saudara empat ini sangat berhubungan dengan kehidupan manusia khususnya Bali. Bali sendiri mempunyai akulturasi budaya yang sangat hebat ini dapat dilihat dari tatanan upacara keagamaan di masyarakat.

Hindu di Bali sudah mengalami proses demikian panjang melalui sentuhan seni dan penyatuan ajaran-ajaran yang berkembang di Bali. Demikian yang diungkapkan oleh Banaspatiraja tidak dapat dipisahkan begitu saja dengan yang lainnya, Anggapati, Prajapati, maupun Banaspati. Kalau dilihat dari bhuana alit (diri manusia) catur sanak ini erat kaitannya dengan organ-organ tubuh manusia seperti Anggapati (jantung, dengan warna putih), Prajapati (hati) dengan warna merah, Banaspati (usus) dengan warna kuning, dan Banaspatiraja (limpa, empedu) dengan warna hitam.

Dalam lontar gong besi juga hampir sama dengan kanda pat dan siwa gama. Untuk Bhuana Agung ini dapat dilihat dari Pengider-ider yang dipakai oleh masyarakat dalam upacara keagamaan seperti anggapati dengan ista dewata Iswara, senjata bajra menghadap ke timur, Prajapati, Ista Dewata Brahma, senjata gada menghadap ke selatan, Banaspati, Ista Dewata Mahadewa, senjata pasa menghadap ke barat, dan banaspatiraja ista dewata Wisnu, senjata cakra, menghadap ke utara. Ini yang ada di Bhuana Agung, termuat dalam lontar Gong Besi, dan Siwa Tatwa. Secara khusus Banaspatiraja adalah lambang Wisnu sebagai pemelihara dan empedu dalam tubuh mansuia. Wanakertih suatu upacara simbolis kepada alam khususnya hutan dengan ista dewata Sangkara atau Mahadewa.

Seperti yang kita ketahui Hindu di Bali telah mendapatkan beberapa pengaruh yang akhirnya bergabung dalam Siwa Sidhanta. Khusus mengenai Catur Sanak ini mendapatkan pengaruh dari ajaran Tantrayana yang bersumberkan pada mantra dan kekuatan di Bali berkembang menjadi Bairawa, khusus mengenai kesaktian yang muncul menjadi penengen dan pengiwa. Untuk Banaspatiraja kena pengaruh juga dari Bhairawa, maka simbulnya adalah Barongket dengan warna bulunya hitam.

Jadi semua kena pengaruh Bhairawa atau dalam filosofinya kekuatan Dhurga digambarkan sebagai kekuatan pengiwa dan penengen (positif dan negativ). Pada kekuatan positif (Penengen) inilah Banaspatiraja berada, yang berada di Prajapati saja. Sedangkan kekuatan negatifnya (pengiwa) adalah rangda sebagai induknya yang sering dimainkan di Setra. Karena beliau mempunyai sisya para leak.

CATUR SANAK - CATUR NYAMA KANDA PAT
dr. Putu Melaya.

Savita pascatat savita purastat
savitottaratat savitadharattat
savita nah suvatu sarvatarti
savita no rasatam dirgham ayuh. (Rgveda.X.36.14)
Dewata dari arah barat, dewata dari arah timur
dewata dari arah utara, dewata dari arah selatan.
Semoga Ia melimpahkan rakmatNya,
semoga Ia mengaruniai kami panjang umur.
Dalam kehidupan manusia kita mengenal dengan saudara dalam arti yang cukup luas, tapi kehidupan bukan hanya fisik yang nyata dalam batas ruang dan waktu, tapi saudara ketika kita masih dalam kandungan, manusia percaya bahwa untuk memelihara bayi dalam kandungan diperantarai oleh selaput ketuban, cairan amnion, plasenta, serta lanugo yang dipercayai sebagai saudara bayi waktu masih dalam kandungan seorang ibu. Pada waktu bayi baru lahir, Kanda Pat atau Nyama Pat dibuatkan upacara sebagai ucapan terima kasih atas jasanya merawat kita (bayi) selama dalam kandungan dan menjaga selama hidup di Mercapada ini.
Ari-ari dan unsur lainnya dimasukan ke dalam kelapa gading yang sudah dibelah dua atau periuk tanah yang ditulisi bagian atasnya Ongkara dan bagian bawahnya Ahkara, bersama dengan ari-ari dimasukkan pula dengan benda-benda simbolis seperti duri, isi ceraken (rempah-rempah obat), anget-anget (ramuan penghangat), bunga, wewangian, sedah selasih (isi lakesan selengkapnya). Semua benda tersebut merupakan bekal bagi Sang Catur Nyama agar tetap hidup penuh kekuatan, setelah itu ditangkupkan dan dibalut dengan ijuk kemudian dibungkus dengan kain putih sebagai symbol gelap dan terang, sekarang Catur Nyama siap untuk dikembalikan ke bumi pertiwi. Laki-laki ditanam sebelah kanan dan perempuan ditanam di sebelah kiri pintu masuk rumah dilihat dari dalam rumah. Pada waktu menanam dan ditimbun tanah ditancapkan sebatang buluh yang berlubang sebagai alat menyalurkan air yang dituang dari luar.
Diatas timbunan diletakkan batu pilah (pipih), diberi pandan wong disebelahnya ditancapkan berdiri. Diatas batu diletakan sajen berisi nasi atau segahan 4 kepel, bawang jahe, dan garam yang diletakkan diats daun dapdap. Pada malam hari diletakkan balemen (bara kayu api) dan lampu sebagai simbolisme kekuatan dan kecermelangan yang akan selalu memancar dari Catur Nyama ini. Disebelahnya ditancapkan sanggah cucuk untuk menghaturkan sajen setiap harinya. Pada waktu menanam dan menimbun Catur Nyama atau Catur Sanak diucapkan :
Om Sang Hyang Ibu Pertiwi
rumaga bayu rumaga Amertha Sanjiwani
angamerthanin sarwa tumuwuh ( nama si bayi)
mangda dirghayusa nutugang tuwuh.
Setiap tindakan yang diperuntukkan kepada bayi hendaknya selalu mengingat akan ke empat saudaranya ini. Maka ketika memberikan ASI kepada bayi maka teteskanlah 4 tetes(jangan banyak) ke tanah untuk pemberian mereka. Pada waktu dalam kandungan keempat saudaranya ini bergelar Babu Sugian (ada juga yang menyebut Babu Ugian), Babu Lembana, Babu Abra (ada pula yang menyebut Babu Braganjeng atau Eraganjeng), dan Babu Kakered (ada pula yang menyebut Babu Kakereh atau Kakere). Maka setelah lahir si bayi, maka julukan mereka berubah menjadi Sang Anggapati (yeh nyom), Sang Prajapati (Sang Merajapati, rah), Sang Banaspati (ari-ari) dan Sang Banaspati Raja (lamas). Setelah tujuh bulan kembali ke sunya loka, agar manusia selamat agar selalu berbuat baik karena mereka selalu mengawasi dan mencatat perbuatan kita.
Sang Jogormanik merupakan pewayangan dari Wibhusakti, Sang Yamapati pewayangan Kriyasakti, Sang Dorakala pewayangan Sang Prabhusakti, Sang Citragupta pewayangan dari Sang Jannasakti. Menurut Purwwagamacasana pada waktu Siwa menciptakan dunia disuruh Sang Caturdewata yaitu, kearah timur Sang Kusika, kearah selatan Sang Gargha, kearah barat Sang Metri dan kearah utara Sang Kurusya. Kemampuan menciptakan dunia ini disebut Cadusakti yang digunakan untuk menciptakan dunia ini. Pada waktu sang nyama pat kembali ke sunya loka mereka kembali ke wujud asal mereka sebagai Sang Caturdewata.
Tempat keluar masuknya catur sanak pada tubuh janin bias diilustrasikan sebagai berikut :
Sang Anggapati, yang berasal dari yeh nyom masuk melalui mata dapat keluar masuk pada kama (sperma dan ovum), Sang Prajapati, yang berasal dari darah masuk melalui telinga dapat keluar masuk melalui telinga juga, Sang Banas Pati, yang berasal dari ari-ari masuk melaui hidung juga, Sang Banas Pati Raja, yang berasal dari lamas masuk melalui mulut dan keluar masuknya melalui mulut juga.
Upacara Megedong-Gedongan dan Kebijaksanaan.
Untuk menyambut kehamilan dibuatkan suatu upacara sajen berupa peras penyeneng : sebuah daksina berisi padi dan uang logam panca datu = diganti dengan uang kepeng, benang satu tukel, kelapa, telur serta biji-bijian lainnya yang melambangkan tumbuh hidup. Diletakkan di depan pintu masuk rumah dan si ibu hamil diminta mengheningkan cipta kehadapan Hyang Widhi di depan sajen kemudian diperciki air thirta. Sajen yang sudah digunakan dibuang ke tempat yang ada air jernih, upacara ini dilakukan sebaiknya pada hari Saniscara Umanis, wuku Watugunung, hari raya Saraswati agar si janin di dalam kandungan kelak menjadi orang yang berilmu dan berpengetahuan.
Bhagawad Githa menerangkan kepada kita pentingnya pengetahuan untuk mencapai moksa ;
Sraddhavami labhate jnanam
tatparah samyatendryah
jnanam labdhva param santim
acirena dhigacchati. (Bhagawad Githa, IV. 39)
Ia yang mempunyai kepercayaan yang memusatkan dirinya kepada Ilmu Pengetahuan tentang Aku dan yang menaklukkan indrianya, akan mendapat kebijaksanaan. Dan setelah mendapat kebijaksanaan ia segera akan mencapai puncak ketenangan.
Dr. Putu Melaya
Mantan Ketua Suka Duka Saraswati Pemuda Jagaraga 2001-2003
Buol, 3 Nopember 2008

PROSES NGE-LEAK

Om Swsatyastu...

Kepada Semeton sami, terimakasih atas saran dan dukunganya tentang tulisan saya baru-baru ini, dan dengan sangat kerendahan hati tidak bisa membalas satu persatu.. Perlu juga diketahui semenjak sareng ring Hd net email saya full terus, dan secara otomatis saya terbirit-birit harus ke warnet buka email..begitu juga uang kantong agak menurun, ini di karenakan "amah leak" he..he he...yach guyon sekedar pelepas stres..


PROSES NGE LEAK...

Pada dasarnya ilmu ini sangat rumit dan rahasia sekali, jarang seorang guru mau dengan terang-terangan memberikan ilmu ini dengan cuma-cuma. Begitu juga saya belajar dengan tiga guru dengan sangat susah payah harus "ngesorang rage" biar bisa diterima jadi murid. Dalam hal ini sebenarnya saya tukar ilmu dengan para guru saya, saya belajar ilmu Bali guru saya belajar ilmu versi India.

Sebelum seorang belajar ilmu leak terlebih dahulu harus diketahui otonan orang tersebut ( hari lahir versi Bali) hal ini sangat penting, karena kwalitas dari ilmu yang dianut bisa di ketahui dari otonanya, satu contoh apabila murid mempunyai otonan SUKRA PON MEDANGSIA berarti dewanya adalah Brahma, otomatis karakter orang tersebut cendrung emosional dalam hal apapun, dan digandrungi perempuan, nah..sang guru harus hati-hati memberikan pelajaran ini kalau tidak murid akan celaka oleh ilmu tersebut. Setelah diketahui barulah proses belajar di mulai, pertama-tama murid harus mewinten Brahma widya, dalam bahasa lontar NGERANGSUKAN KAWISESAN, dan hari baik pun tentunya dipilih oleh sang GURU.
Tahap dasar murid diperkenalkan dengan AKSARA WAYAH atau MODRE, dalam hal ini tidak bisa dieja aksara tersebut BAKU !!! Selajutnya murid diRajah seluruh tubuh dari atas sampe bawah...oleh sang guru, hal ini di lakukan di KUBURAN pada saat kajeng kliwon nyitan.

SUMPAH...

Selesai dari proses ini barulah sang murid sah diajarkan oleh sang guru, ada 5 sumpah yang dilakukan di kuburan :
1 hormat dan taat dengan ajaran yang di berikan oleh guru
2 Selalu melakukan ajapa-ajapa dan menyembah SIWA Dan DURGA dalam bentuk ilmu kawisesan,
3 tidak boleh pamer kalau tidak kepepet, selalu menjalankan darma,
4 tidak boleh makan daging kaki empat, tidak boleh bersetubuh ( zina)
5 tidak boleh menyakiti atau dengan carapapun melalui ilmu yang kita pelajari...

Mungkin karena peraturan no 4 ini sangat ditakuti akhirnya kebanyakan ilmu ini di pelajari oleh perempuan, sebab perempuan lebih kuat menahan nafsu birahi dari laki-laki. Di Bali yang namanya Rangda selalu indentik dengan wajah seram, tapi di jawa di sebut RONDO berarti janda, inilah alasanya kenapa dahulu para janda lebih menguasai ilmu pengeleakan ini dari pada laki-laki, dikarenakan wanita lebih kuat nahan nafsu... Pada dasarnya kalau boleh saya katakan ilmu ini berasal dari tanah Jawa, campuran aliran SIWA dan BUDHA, yang di sebut dengan BAJRAYANA.

TINGKATAN PELAJARAN...

Tingkat satu kita diajari bagaimana mengendalikan pernafasan, di bali dan bahasa lontar di sebut MEKEK ANGKIHAN, atau PRANAYAMA.

Tingkat dua kita diajarkan VISUALISASI, dalam ajaran ini di sebut " NINGGALIN SANGHYANG MENGET"

Tingkat tiga kita diajar bagaimana kita melindungi diri dengan tingkah laku yang halus serta tanpa emosi dan dendam, di ajaran ini di sebut "PENGRAKSA JIWA.

Tingkat empat kita di ajar kombinasi antara gerak pikiran dengan gerak tubuh, dalam bahasa yoga di sebut MUDRA, karena mudra ini berupa tarian jiwa akhirnya orang yang melihat atau yang nonton di bilang " NENGKLENG ( berdiri dengan kaki satu ). Mudra yang kita pelajari persis seperti tarian siwa nata raja.

Tingkat empat barulah kita diajar MEDITASI, dalam ajaran pengeleakan disebut " NGEREGEP, yaitu duduk bersila tangan disilangkan di depan dada sambil mengatur pernafasan sehingga pikiran kita tenang...atau ngereh, dan ngelekas..

Tingakat lima kita di ajarkan bagaimana melepas roh ( MULIH SANGHYANG ATMA RING BAYU SANDA IDEP ) melalui kekluatan pikiran dan batin dalam bahasa sekarang disebut LEVITASI, berada di luar badan. Pada saat levitasi kita memang melihat badan kita terbujur kaku tanpa daya namun kesadaran kita sudah pindah ke badan halus, dan di sinilah orang disebut berhasil dalam ilmu leak tersebut, namun..ini cukup berbahaya kalau tidak waspada dan kuat iman serta mental kita akan keliru, bahkan kita bisa tersesat di alam gaib. Makanya kalau sampai tersesat dan lama bisa mati, ini disebut mati suri, maka begawadgita benar sekali, ( apapun yang kamu ingat pada saat kematian ke sanalah kamu sampai...dan apapun yang kamu pikirkan begitulah jadinya )

Tentu dalam pelajaran ini sudah pasti dibutuhkan ketekunan, puasa, berbuat baik, sebab ilmu ini tidak akan berhasil bilamana dalam pikiran menyimpan perasaan dendam, apalagi kita belajar ilmu ini untuk tujuan tidak baik saya yakin tidak akan mencapai tujuannya. Kendati demikian godaan selalu akan datang seperti, nafsu sek meningkat, ini alasanya kenapa tidak boleh makan daging kaki empat, dan kita diajurkan tidur di atas jam 12 malam agar konisi agak lemah sehingga nafsu sek berkurang..kata guru saya kalau ada orang mempelajari leak tidur sore-sore disebut LEAK SANJE didoktrin, padahal menurut saya agar kondisi agak lemah saja. Dan tengah malam tepat jam 12 kita diwajibkan untuk meditasi sambil mencoba melepas roh, tapi di ajurkan yang deket-deket dulu, jangan coba-coba shoping ke MONAS dari BALI...he,he.. yach...paling-paling ke parit, sawah, atau ke sungai,..

Celakanya apabila kita melepas ROH pas lewat di rumah tetangga yang sedang mempunyai BAYI otomatis bayi tersebut pasti terbangun dan menagis teriak-teriak, hal ini disebabkan frekwensi bayi sama seperti kita. sebab bayi masih peka banget. Bayi tersebut tidak takut cuma kaget aja ada SEPLETERAN yang lewat, kayak handphone adu signal n blenggg...inilah yang dikatakan sama orang awam bahwa bayi itu di " AMAH LEAK" padahal tidak. Maka dari itu dalam dunia leak, ada aturan dilarang keras untuk lewat atau berada di keluraga yang mempunyai bayi untuk melepas ROH..( ngelekas, ngereh, ). Nah...bagi yang jahil tidak tertutup kemungkinan melepas roh dan mondar mandir di depan rumah orang yang punya bayi, ini yang sering terjadi di BALI, sehingga leak namanya rusak banget dan di tuduh nyakitin. Apalagi ada orang sakit keras, kita iseng lewat atau sekedar jenguk melalui ROH sudah dipastikan orang tersebut kaget dan bisa jadi denyut jantung berhenti, alhasil MATI inilah hal-hal yang oleh orang awam di katakan bahwa leak itu jahat...makanya sang balian yang bijak akan memagari rumah orang sakit atau yang punya bayi itu dengan aksara tertentu, yang artinya sebagai simbul PARA PENGANUT LEAK DILARANG MASUK !!! Apabila ini di langgar perang atara leak dan balian pun terjadi masalah kalah dan menang tergantung sapa yang mumpuni, disini tidak lagi berbicara dari fakultas mana, atau universitas mana tapi sudah PERANG...KAWISESAN>>>

Nah inilah yang sering terjadi di Bali yang di sebut dengan SIAT PETENG, pada umumnya dari pihak leak yang sering kalah, sebab leak tidak mempelajari ilmu menyerang..namun ilmu bertahan, sedangkan balian bisa saja ngiwa tengen, positif negatif..udah pasti dia yang menang, nyakitin bisa, ngobati juga bisa, ini yang di sebut balian ngiwa tengen...

Pada umumnya, penganut ilmu leak ( ngisinin jengah) ..terpacing emosi, inilah kelemahanya apabila itu terjadi sudah dipastikan ilmu hitam yang menang sebab emosi adalah makanan ilmu hitam... Kalau penganut ilmu leak memegang teguh janjinya dia tidak akan berontak bilamana terpancing emosinya, malah dia mendoakan dan memaafkan sudah pasti dia yang menang..sebab itulah dasar ilmu leak tersebut, sabar dan darma untuk mencapai tujuan.

SANGKEPAN LEAK....

Kata ini juga sering kita denger sehingga timbul pertanyaan apakah LEAK ada rapatnya, atau REUNI, serta bagi ibu-ibu ARISAN LEAK, TEMPEK INI, DAN ITU, he,he,hahhha.. Yang bener adalah dalam dunia leak sama seperti perkumpulan spiritual, pada hari-hari tertentu pada umumnya KAJENG KLIWON, kaum leak mengadakan puja bakti bersama memuja SIWA, DURGA, BERAWI, biasanya di pura dalem atau di Kuburan, Prajapti..dalam bentuk NDIHAN, bukan kera, anjing, dan lain-lain.

Saya tekankan lagi sekali ilmu leak bukan ilmu merubah wujud, jadi kalu ada yang bilang melihat KERA, PITIK BEGIL dan lain-lain itu yang melihat kena sihir, akibat biasa nonton PERCAYA GA PERCAYA, atau UJI NYALI... jadi kata sangkepan leak bisa dibenarkan namun..sesungguhnya bukan rapat tapi puja bakti, hanya itu !!! dan hal ini sekarang sudah langka baget..sebab para leak udah pindah ke kota semua he..he..apalagi sekarang banyak LEAK MATAH...he,he, berbuat jahat mengatasnakaman kebenaran tuk mencapai tujuan

KEKUATAN LEAK TERLETAK PADA SIHIRNYA...

Baru-baru ini saya dishoting oleh stasiun TV Saswta Jakarta , dan maaf saya tidak sebutkan, sebagai uji coba bisa ga di short oleh kamera. Saya tahu beberapa orang yang mencela serta apiori dengan ilmu leak, terutama kru TV tersebut, di sinilah kelemahan orang tersebut bagi saya...lalu saya suruh menatap mata saya, dan baca mantra..abrakedabra...tiga kru TV lari..sambil menjerit...katanya dia melihat saya kayak patung Rangda, yang kebetulan sebelum shoting saya ajak ke pasar SUKAWATI untuk liat-liat patung-patung meyeramkan itu...he,he he..sedangkan ada lagi 3 orang yang saya tahu imannya cukup bagus, dia melihat saya biasa-biasa aja....

Makanya tidak gampang NGELEAKIN ORANG, apalagi orang tersebut kuat iman, rajin meditasi, berdoa, sampe berbuih pun mulut kita komat-kamit baca mantra, gak bisa bikin takut, paling-paling diledekin, kok tidak berubah....he he he he..
Makanya cobalah SEMETON tanya dan kumpulkan 10 orang pernahkah mendengar leak..jawbnya PERNAHHHHHHH...pernakah melihat leak..TIDAKKKKKKKK...tidak setiap orang mampu melihat leak dan tidak setiap leak kuasa atas diri orang lain.

DASA AKSARA BUKAN DASAR ILMU LEAK...

Pernah mendengar dasa aksara atau yang umum di jabarkan sebagai berikut, SANG, BANG, TANG, ANG, ING, NANG, MANG, SING, WANG, YANG.
ilmu ini adalah dasar dari sepuluh prana atau DASA BAYU.. dasa aksara ini mempunyai arti memuliakan dewa SIWA, seperti SAGORA, BAMADEWA, TATPURUSHA..dan selanjutnya. Dasa aksara ini murni dibawa oleh aliran SIWA SHIDANTA dan bagian untuk mencapai penvcerahan batin melalui aksara tersebut, hasilnya hampir mirip sama-sama mengeluarkan CAHAYA namun tidak spesifik...
Sedangkan PANCA GNI WIJAKSARA, sangat spesifik sekali, SAYANG...SEMETON..saya tidak berani katakan sebab ini bagian dari sumpah saya...untuk tidak mengatakan hal ini, kecuali semeton mau belajar...he,he... Dasa aksara lebih banyak akan mengakses kedunia kerohanian bukan KWISESAN...sehingga dasa akasara ini akan mencapai puncaknya apabila seseorang memurnikan batinya melalui dasa yama brata, dan ini murni ilmu krohanian...

Jadi demikian semeton yang bisa saya sampaikan, mudah mudahan tulisan ini menambah wawasan di bidang ilmu leak sehingga besok-besok kita tidak MILU_MILU TUWUNG mengatakan LEAK itu jahat..atau tanpa tahu sebabnya kita getok KULKUL supaya banjar datang tuk menggerebeg orang yang di katakan bisa NGELEAK. Seperti kata semeton juga, YA SAKTI SANG SAJANA DARMA RAKSAKA, orang yang bijaksana pasti berpegang teguh pada DARMA, dan orang yang berpegang darma sudah pasti bijaksana. Orang yang sakti belum tentu suci hatinya, namun orang yang suci sudah pasti SAKTI tingkah lakunya, jaman sekarang sulit membedakan mana yang benar dan mana yang tidak benar, kecuali bertanya pada kedalaman hati kita masing-masing... sebuah lentera akan padam apinya, apabila minyaknya megering, namun jangan pernah padamkan api rohani n kebersamaan melalui persahabatan...

Akhir kata, saya mohon maaf apabila dalam tulisan ini ada kekurang atau dalam penjelasan saya ada yang tidak patut mohon di maaflkan.. Kritik dan saran tiang sangat nantikan....

Guru Krp"hi Kevalam...
OM Loka samastha sukhino bhawantu om.


I Gede Mahendra
sumber: milis HDnet

Kelahiran Manusia Mempunyai Saudara Empat

D alam Kanda Pat diceritakan kelahiran manusia mempunyai saudara sebanyak empat yang terdiri dari Anggapati, Prajapati, Banaspati, dan Banaspatiraja. Pada usia kehamilkan enam bulan terbentuklah empat saudara yakni Babu Lembana, Babu Abra, Babu Ugian, Babu Kekered. Pada umur kehamilan sepuluh bulan lahirlah sang bayi beserta saudaranya yakni ari-ari disebut Sang Anta, tali pusar (Sang Preta), darah (Sang Kala), air ketuban (Sang Dengen). Keempat saudara ini yang memelihara semasih dalam kandungan. Ketika lahir keempat saudara tersebut berpisah dan berganti nama menjadi I Salahir (Anta), I Makahir (Preta), I Mekahir (Kala), dan I Salabir (Dengen), sedangkan badan manusia sendiri disebut dengan I Legaprana. Keempat saudara yang telah terpisah tersebut masih saling ingat satu sama lain. Kemudian kira-kira selama empat tahun kemudian, keempat saudara tersebut saling melupakan, dan menjelajahi dunianya sendiri-sendiri. I Salahir ke timur berganti nama menjadi Sang Hyang Anggapati, I Makahir ke selatan berganti nama menjadi Sanghyang Prajapati, I Mekahir ke barat menjadi Sanghyang Banaspati, I Salabir ke utara menjadi Sanghyang Banaspatiraja.

Kelahiran Manusia Mempunyai Saudara EmpatKemudian keempat saudara tersebut dengan kuat melakukan tapa – yasa dan berganti nama lagi. Anggapati bergelar Bagawan Penyarikan berkedudukan di timur, sedangkan di badan manusia tempatnya di kulit. Prajapati bergelar Bagawan Mercukunda berkedudukan di selatan, dalam tubuh manusia letaknya di daging. Banaspati menjadi Bagawan Shindu Pati berkedudukan di Barat, dalam tebuh manusia tempatnya di urat. Banaspatiraja menjadi Bagawan Tatul, berkedudukan di utara, dalam tubuh manusia tempatnya di tulang.

Dan terakhir, berkat tapanya yang teguh, saudara empat tersebut mendapat julukan : Anggapati mendapat julukan Sang Suratma, Sang Prajapati berjuluk Sang Jogormanik, Sang Banaspati menjadi Sang Dorakala, dan Sang Banaspatiraja mendapat julukan Sang Maha Kala. Ini dalam Kanda Pat Rare.

Dalam mitologi disebutkan bahwa ketika Dewi Uma telah kembali ke Siwa Loka, maka yang tinggal di dunia adalah perwujudan beliau dengan segala sifatnya. Jasad ini kemudian oleh Dewa Brahma dihidupkan dan menjadi empat tokoh yang disebut dengan catur sanak, yakni : Anggapati menghuni badan manusia dan mahluk lainnya. Ia berwenang mengganggu manusia yang keadaannya sedang lemah atau dimasuki nafsu angkara murka. Mrajapati sebagai penghuni kuburan dan perempatan agung. Ia berhak merusak mayat yang ditanam melanggar waktu/dewasa. Juga ia boleh mengganggu orang yang memberikan dewasa yang bertentangan dengan ketentuan upacara. Banaspati menghuni sungai, batu besar. Ia berwenang mengganggu atau memakan orang yang berjalan ataupun tidur pada waktu-waktu yang dilarang oleh kala. Misalnya tengai tepet atau sandikala. Banaspatiraja, sebagai penghuni kayu-kayu besar seperti kepuh, bingin, kepah, dll yang dipandang angker. Dia boleh memakan orang yang menebang kayu atau naik pohon pada waktu yang terlarang oleh dewasa. Itu termuat dalam lontar Kanda Pat.

Dalam kanda pat Buta disebutkan bahwa Anggapati berarti kala atau nafsu di badan kita sendiri. Merajapati berarti penguasa Durga setra gandamayu. Banaspati diwujudkan berupa jin, setan, tonya sebagai penjaga sungai, jurang atau tempat kramat. Dan Banaspatiraja diwujudkan dalam bentuk barong sebagai penguasa kayu besar atau hutan. Sebagai tambahan bahwa kalau di Jawa sering disebut dengan Banaspati, yakni raksasa yang berkepala merah.

Barong berasal dari kata beruang (binatang hutan), kemudian berkembang menjadi Barung yang artinya berjalan beriringan. Seperti misalnya gambelan mebarung, artinya gambelan yang berjejer atau berbarengan. Jadi perkembangan kata barong menjadi beruang menjadi barung dan bareng, maka dapat kita artikan di sini adalah barong merupakan perwujudannya sebagai binatang hutan (beruang), dan fungsinya di dalam kehidupan social masyarakat Bali adalah sebagai beriringan atau berbarengan. Yang lebih luas kita artikan sebagai simbolisasi dari persatuan dan kesatuan masyarakat. Jadi barong juga sebagai lambang pemersatu.

Apabila kita dapat memahami hakekat dan mendalami dari ajaran kanda pat ini maka akan dapat meningkatkan kemampuan spiritual dan supranatural dari manusia itu sendiri.

Kelahiran Manusia Mempunyai Saudara EmpatBanaspati sesungguhnya gelar Hyang Siwa, yang mengendalikan kehidupan. Dimana segala kehidupan adalah ciptaan beliau. Banaspati sering digambarkan sebagai dewa yang seram yang mengerikan. Beliau juga yang menentukan nasib hidup dan kehidupan semua ciptaannya (sarwa bhutesu). Bilamana beliau dalam menjalankan tugas dan fungsinya maka beliau sebagai sosok yang tegas, seram, berlaku cepat, adil dan penentu segalanya. Dalam hal tugas untuk memberikan keadilan, maka beliau bergelar Hyang Yama, memiliki tugas mulia sebagai penegak keadilan. Dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh para tenaga andal (rencang) yakni Yama Bala. Tugas utama para Yama Bala adalah untuk menjemput dan memberikan tempat yang pas bagi para atma yang ingin menghadap Hyang Siwa.

Para atma yang baru hadir untuk menghadap Hyang Siwa tidak langsung diterima di Siwa Loka, tetapi sebelummnya dicatat terlebih dahulu oleh rencangan beliau yang bernama Sang Suratma, yang tugas utamanya adalah mencatat segala perilaku manusia ketika hidup di dalam manusia. Kemudian Yama Bala menghantarkan sang atma ke tempat khusus yang disebut dengan Tegal Penangsaran. Tempat dengan beragam kondisi sebagai tempat atma menerima perlakuan sesuai dengan kelakuannya di dunia. Ada tempat yang panas bara, menyakitkan, mengerikan, dll. Di tempat ini tidak terdapat tumbuhan, kecuali pohon-pohon yang berisi benda-benda tajam serta benda lainnya yang digunakan untuk memberikan hukuman kepada para atma.

Dalam naskah Tattwa Jnana, Hyang Siwa bersifat sadar (cetana) yang bersifat tak sadar (acetana). Pada saat beliau bersifat sadar, maka beliau memiliki hakiki sejati sebagia Siwa (Siwa Tattwa), sedangkan pada saat beliau tak sadar, maka beliau bersifat maya sesuai murthi beliau, yang digelari maya tattwa. Dalam sifat beliau sebagai cetana atau Siwa Tattwa, maka beliau meliputi Paramasiwattatwa, Sadasiwatattwa, dan Atmikatattwa. Yang utama adalah kemahakuasaan beliau yang disebut dengan cadu sakti. Dengan cadu sakti inilah beliau Hyang Siwa sebagai Banaspati, Yama, Sang Suratma dan Yama Raja, telah memerankan tugas sesuai murthi beliau.

Beliau memiliki kemahakuasaan yang dasyat yakni dapat mendengarkan segala ciptaan (durasrawana), maha melihat (duradarsana), sehingga beliau tidak dapat dibohongi dalam murtinya sebagai Banaspati, Yama Raja, Sang Suratma, dan Yamadipati.

Semua atma yang hadir untuk menghadap Hyang Siwa di Siwaloka, maka terlebih dahulu diterima oleh rencang beliau, termasuk juga para cikrabala Hyang Siwa. Setelah semua tuntas proses penerimaan, pencatatan, pemberian hukuman, maka sebagai pemutus utama adalah Hyang Siwa, apakah diterima di alam niskala atau tidak. Apabila perbuatannya baik, maka ia akan diterima di swarga. Namun demikian, masih ada lagi yang wajib dilunasi yakni adanya dosa-dosa yang luas. Maka pada saat itulah sang atma dikembalikan ke alam manusia (menjelma) dinamai swargasyuta.

LEAK
Kata leak sudah mendarah daging di benak masyarakat di Bali atau asal Bali yang tinggal di perantauan sebab kata-kata ini sangat sering kita dengar dan membuat bulu kuduk merinding atau hanya sekedar ga berani keluar malam gara-gara kata "leak" ini. Begitu juga keributan sering terjadi antar tetangga gara-gara seorang nenek di sebelah rumah di tuduh bisa ngeleak…ironisnya lagi yang menyebut si A atau B bisa ngeleak adalah sekelas balian sonteng, dan sebangsanya. Bahkan bayi menangis tengah malam, yang mungkin kedinginan atau perut kembung yang tidak di ketahui oleh ibunya, juga tuduhannya pasti "amah leak" apalagi kalau yang bilang balian sakti, wah…pasti tokcer

Sedemikian parahkah, atau sangat saktikah leak tersebut, dan kalau saya tanya kepada pembaca semua pernahkah melihat leak, atau paling tidak mayat leak…paling yang ada mayat manusia… Apakah hal itu tidak lebih sebuah anggapan yang perlu di telusuri kebenarannya, sebab arti kata leak itu sendiripun kita jarang yang tahu… Asumsi kita tentang leak paling-paling rambut putih dan panjang, gigi bertaring, mata melotot, dan identik dengan wajah seram.. Hal inilah yang membuat kita semakin tajam mengkritik leak dengan segala sumpah serapah, atau hanya sekedar berpaling muka bila ketemu dengan orang yang bisa ngeleak…

Pada dasarnya ilmu leak adalah ilmu kerohanian yang bertujuan untuk mencari pencerahan lewat aksara suci. Dalam aksara Bali tidak ada yang disebut dengan leak, yang ada adalah " LIYA, AK yang berarti lina aksara ( memasukkan dan mengeluarkan kekuatan aksara dalam tubuh melalui tata cara tertentu). Kekuatan aksara ini disebut panca gni aksara, siapapun manusia yang mempelajari kerohanian merk apapun apabila mencapai puncaknya dia pasti akan mengeluarkan cahaya ( aura). Cahaya ini bisa keluar melalui lima pintu indra tubuh , telinga, mata, mulut, ubun-ubun, serta kemaluan. Pada umumya cahaya itu keluar lewat mata dan mulut, sehingga apabila kita melihat orang ngelekas di kuburan atau tempat sepi, api seolah-olah membakar rambut orang tersebut.

Pada prinsipnya ilmu leak tidak mempelajari bagaimana cara menyakiti seseorang, yang di pelajari adalah bagaimana dia mendapatkan sensasi ketika bermeditasi dalam perenungan aksara tersebut. Ketika sensasi itu datang, maka orang itu bisa jalan-jalan keluar tubuhnya melalui ngelekas atau ngerogo sukmo, kata ngelekas artinya kontraksi batin agar badan astral kita bisa keluar, ini pula alasannya orang ngeleak apabila sedang mempersiapkan puja batinnya di sebut "angeregep pengelekasan". Sampai di sini roh kita bisa jalan-jalan dalam bentuk cahaya yang umum di sebut "ndihan" bola cahaya melesat dengan cepat. Ndihan ini adalah bagian dari badan astral manusia, badan ini tidak dibatasi oleh ruang dan waktu dan di sini pelaku bisa menikmati keindahan malam dalam dimensi batin yang lain. Jangan salah… dalam dunia pengeleakan ada kode etiknya, sebab tidak semua orang bisa melihat ndihan, juga tidak sembarangan berani keluar dari tubuh kasar kalau tidak ada kepentingan mendesak. Peraturan yang lain juga ada seperti tidak boleh masuk atau dekat dengan orang mati, orang ngeleak hanya shopingnya di kuburan ( pemuhunan) apabila ada mayat baru, anggota leak wajib datang ke kuburan untuk memberikan doa agar rohnya mendapat tempat yang baik sesuai karmanya, begini bunyi doanya leak memberikan berkat, "ong, gni brahma anglebur panca maha butha, anglukat sarining merta, mulihankene kite ring betara guru, tumitis kita dadi manusia mahutama, ong rang sah, prete namah.." sambil membawa kelapa gading untuk dipercikkan sebagai tirta. Nah..di sinilah ada perbedaan pandangan bagi orang awam dikatakan leak ke kuburan memakan mayat, atau meningkatkan ilmu.

KENAPA HARUS DI KUBURAN…

Paham leak adalah apapun status dirimu menjadi manusia, orang sakti, sarjana, kaya, miskin, akan berakhir di kuburan. Tradisi sebagian orang di India tidak ada tempat yang tersuci selain di kuburan, kenapa demikian di tempat inilah para roh berkumpul dalam pergolakan spirit, bagi penganut tantric bermeditasi di kuburan di sebut meditasi "KAVALIKA". Di Bali kuburan dikatakan keramat, karena sering muncul hal-hal yang meyeramkan, ini disebabkan karena kita jarang membuka lontar "tatwaning ulun setra" sehingga kita tidak tahu sebenarnya kuburan adalah tempat yang paling baik untuk bermeditasi dan memberikan berkat doa. Sang Buda kecapi, Mpu kuturan, Gajah Mada, Diah Nateng Dirah, Mpu Bradah, semua mendapat pencerahan di kuburan, di Jawa tradisi ini di sebut " TIRAKAT.

Di Bali ada beberapa daerah yang terkesan lucu mengganggap kuburan adalah tempat sebel, leteh, ketika ada orang meninggal, atau ngaben, tidak boleh sembahhyang ke pura karena sebel, padahal.. kalau ngaben kita juga mengahaturkan panca sembah kepada Hyang Widi di kuburan, lantas di mana letak beda sebel Pura dan sebel kuburan bagi TUHAN ? itu hanya awig-awig manusia.

Leak juga mempunyai keterbatasan tergantung dari tingkatan rohani yang dipelajari, ada tujuh tingkatan leak, leak barak (brahma) ini baru bisa mengeluarkan cahaya merah api, leak bulan, leak pemamoran, leak bunga, leak sari, leak cemeng rangdu, leak siwa klakah, Leak siwa klakah inilah yang tertinggi, sebab dari ke tujuh cakranya mengeluarkan cahaya yang sesuai dengan kehendak batinnya. Setiap tingkat mempunyai kekuatan tertentu, di sinilah penganut leak sering kecele, ketika emosinya labil ilmu tersebut bisa membabi buta atau bumerang bagi dirinya sendiri. Hal inilah membuat rusaknya nama perguruan, sama halnya seperti pistol salah pakai berbahaya. Makanya kestabilan emosi sangat penting, dan di sini sang guru sangat ketat sekali dalam memberikan pelajaran.

to be continued

kosong07
03-04-2008, 04:11 PM
BEDA PENESTIAN, PENGIWA, DAN LEAK.

Selama ini leak dijadikan kambing hitam sebagai biang ketakutan serta sumber penyakit, atau aji ugig bagi sebagian orang. Padahal ada aliran yang memang spesial mempelajari ilmu hitam disebut "penestian" ilmu ini memang dirancang bagaimana membikin celaka, sakit, dengan kekuatan batin hitam ini disebut " PENGERANCAB". Adapun caranya adalah dengan memancing kesalahan orang lain sehingga emosi, setelah emosi barulah dia bereaksi, jadi emosi dijadikan pukulan balik bagi penestian. Dalam ajaran penestian menggunakan ajian-ajian tertentu, seperti aji gni salembang, aji dungkul, aji sirep, aji penangkeb, aji pengenduh, aji teluh teranjana, termasuk aji nomoto, he..he.. Aliran ini disebut "pengiwa' ( tangan kiri) kenapa tangan kiri, sebab setiap menarik kekuatan selalu memasukan energy dari belahan badan kiri. Sedangkan ilmu leak dari tangan kanan, makanya disebut penengen ( tangan kanan). Pengwia banyak menggunakan rajah-rajah ( tulisan mistik) juga dia pintar membuat sakit dari jarak jauh, dan dijamin tidak bisa dirontgen dan di lab, dan yang paling canggih adalah cetik ( racun mistik). Dan aliran ini bertentangan dengan pengeleakan, apabila perang beginilah bunyi mantranya, "ong siwa gandu angimpus leak, siwa sumedang anundung leak, mapan aku mapawakan segara gni..bla..bla…".

Jadi kesimpulannya adalah leak tidak perlu di takuti, tidak ada leak yang menyakiti, takutlah terhadap pikiran picik, dengki, sombong, pada diri kita sebab itu sumber pengiwa dalam tubuh kita. Bila tidak diantisipasi tekanan darah jadi naik, dan penyakit tiga S akan kita dapat, Stres, Stroke, Setra. Pada hakekatnya tidak ada ilmu putih dan hitam semua itu hati yang bicara, boleh jadi dasar ilmu yang di anut hitam, namun digunakan untuk kebaikan, dan sangat tercela dasar ilmu putih kita gunakan untuk kejahatan. Sama halnya seperti hipnotis, bagi psikiater ilmu ini untuk penyembuhan, tapi bagi penjahat ilmu ini untuk mengelabui serta menipu seseorang, tinggal kebijaksanaan kita yang berperan. Pintar, sakti, penting namun..ada yang lebih penting adalah kebijaksanaan akan membawa kita berpikir luas, dari pada mengumpat serta takut pada leak yang belum tentu kita ketemu tiap hari.

Sebelum seorang belajar ilmu leak terlebih dahulu harus diketahui otonan orang tersebut ( hari lahir versi Bali) hal ini sangat penting, karena kwalitas dari ilmu yang dianut bisa di ketahui dari otonanya, satu contoh apabila murid mempunyai otonan SUKRA PON MEDANGSIA berarti dewanya adalah Brahma, otomatis karakter orang tersebut cendrung emosional dalam hal apapun, dan digandrungi perempuan, nah..sang guru harus hati-hati memberikan pelajaran ini kalau tidak murid akan celaka oleh ilmu tersebut.

Setelah diketahui barulah proses belajar di mulai, pertama-tama murid harus mewinten Brahma widya, dalam bahasa lontar NGERANGSUKAN KAWISESAN, dan hari baik pun tentunya dipilih oleh sang GURU.Tahap dasar murid diperkenalkan dengan AKSARA WAYAH atau MODRE, dalam hal ini tidak bisa dieja aksara tersebut BAKU !!! Selajutnya murid diRajah seluruh tubuh dari atas sampe bawah...oleh sang guru, hal ini di lakukan di KUBURAN pada saat kajeng kliwon nyitan.

SUMPAH...

Selesai dari proses ini barulah sang murid sah diajarkan oleh sang guru, ada 5 sumpah yang dilakukan di kuburan : 1 hormat dan taat dengan ajaran yang di berikan oleh guru 2 Selalu melakukan ajapa-ajapa dan menyembah SIWA Dan DURGA dalam bentuk ilmu kawisesan, 3 tidak boleh pamer kalau tidak kepepet, selalu menjalankan darma, 4 tidak boleh makan daging kaki empat, tidak boleh bersetubuh ( zina) 5 tidak boleh menyakiti atau dengan cara apapun melalui ilmu yang kita pelajari...

Mungkin karena peraturan no 4 ini sangat ditakuti akhirnya kebanyakan ilmu ini di pelajari oleh perempuan, sebab perempuan lebih kuat menahan nafsu birahi dari laki-laki. Di Bali yang namanya Rangda selalu indentik dengan wajah seram, tapi di jawa di sebut RONDO berarti janda, inilah alasanya kenapa dahulu para janda lebih menguasai ilmu pengeleakan ini dari pada laki-laki, dikarenakan wanita lebih kuat nahan nafsu... Pada dasarnya kalau boleh saya katakan ilmu ini berasal dari tanah Jawa, campuran aliran SIWA dan BUDHA, yang di sebut dengan BAJRAYANA.

to be continued

kosong07
03-04-2008, 04:18 PM
TINGKATAN PELAJARAN...

Tingkat satu kita diajari bagaimana mengendalikan pernafasan, di bali dan bahasa lontar di sebut MEKEK ANGKIHAN, atau PRANAYAMA.

Tingkat dua kita diajarkan VISUALISASI, dalam ajaran ini di sebut " NINGGALIN SANGHYANG MENGET"

Tingkat tiga kita diajar bagaimana kita melindungi diri dengan tingkah laku yang halus serta tanpa emosi dan dendam, di ajaran ini di sebut "PENGRAKSA JIWA.

Tingkat empat kita di ajar kombinasi antara gerak pikiran dengan gerak tubuh, dalam bahasa yoga di sebut MUDRA, karena mudra ini berupa tarian jiwa akhirnya orang yang melihat atau yang nonton di bilang " NENGKLENG ( berdiri dengan kaki satu ). Mudra yang kita pelajari persis seperti tarian siwa nata raja.
Tingkat empat barulah kita diajar MEDITASI, dalam ajaran pengeleakan disebut " NGEREGEP, yaitu duduk bersila tangan disilangkan di depan dada sambil mengatur pernafasan sehingga pikiran kita tenang...atau ngereh, dan ngelekas.

Tingkat lima kita di ajarkan bagaimana melepas roh ( MULIH SANGHYANG ATMA RING BAYU SANDA IDEP ) melalui kekluatan pikiran dan batin dalam bahasa sekarang disebut LEVITASI, berada di luar badan. Pada saat levitasi kita memang melihat badan kita terbujur kaku tanpa daya namun kesadaran kita sudah pindah ke badan halus, dan di sinilah orang disebut berhasil dalam ilmu leak tersebut, namun..ini cukup berbahaya kalau tidak waspada dan kuat iman serta mental kita akan keliru, bahkan kita bisa tersesat di alam gaib. Makanya kalau sampai tersesat dan lama bisa mati, ini disebut mati suri, maka begawadgita benar sekali, ( apapun yang kamu ingat pada saat kematian ke sanalah kamu sampai...dan apapun yang kamu pikirkan begitulah jadinya )

Tentu dalam pelajaran ini sudah pasti dibutuhkan ketekunan, puasa, berbuat baik, sebab ilmu ini tidak akan berhasil bilamana dalam pikiran menyimpan perasaan dendam, apalagi kita belajar ilmu ini untuk tujuan tidak baik saya yakin tidak akan mencapai tujuannya. Kendati demikian godaan selalu akan datang seperti, nafsu seks meningkat, ini alasanya kenapa tidak boleh makan daging kaki empat, dan kita diajurkan tidur di atas jam 12 malam agar kondisi agak lemah sehingga nafsu seks berkurang..kata guru saya kalau ada orang mempelajari leak tidur sore-sore disebut LEAK SANJE didoktrin, padahal menurut saya agar kondisi agak lemah saja. Dan tengah malam tepat jam 12 kita diwajibkan untuk meditasi sambil mencoba melepas roh, tapi di ajurkan yang deket-deket dulu, jangan coba-coba shoping ke MONAS dari BALI...he,he.. yach...paling-paling ke parit, sawah, atau ke sungai,.. Celakanya apabila kita melepas ROH pas lewat di rumah tetangga yang sedang mempunyai BAYI otomatis bayi tersebut pasti terbangun dan menagis teriak-teriak, hal ini disebabkan frekwensi bayi sama seperti kita. sebab bayi masih peka banget. Bayi tersebut tidak takut cuma kaget aja ada SEPLETERAN yang lewat, kayak handphone adu signal n blenggg...inilah yang dikatakan sama orang awam bahwa bayi itu di " AMAH LEAK" padahal tidak. Maka dari itu dalam dunia leak, ada aturan dilarang keras untuk lewat atau berada di keluraga yang mempunyai bayi untuk melepas ROH..( ngelekas, ngereh, ). Nah...bagi yang jahil tidak tertutup kemungkinan melepas roh dan mondar mandir di depan rumah orang yang punya bayi, ini yang sering terjadi di BALI, sehingga leak namanya rusak banget dan di tuduh nyakitin. Apalagi ada orang sakit keras, kita iseng lewat atau sekedar jenguk melalui ROH sudah dipastikan orang tersebut kaget dan bisa jadi denyut jantung berhenti, alhasil MATI inilah hal-hal yang oleh orang awam di katakan bahwa leak itu jahat...makanya sang balian yang bijak akan memagari rumah orang sakit atau yang punya bayi itu dengan aksara tertentu, yang artinya sebagai simbul PARA PENGANUT LEAK DILARANG MASUK !!!

to be continued

kosong07
03-04-2008, 04:21 PM
Apabila ini di langgar perang atara leak dan balian pun terjadi masalah kalah dan menang tergantung sapa yang mumpuni, disini tidak lagi berbicara dari fakultas mana, atau universitas mana tapi sudah PERANG...KAWISESAN>>> Nah inilah yang sering terjadi di Bali yang di sebut dengan SIAT PETENG, pada umumnya dari pihak leak yang sering kalah, sebab leak tidak mempelajari ilmu menyerang..namun ilmu bertahan, sedangkan balian bisa saja ngiwa tengen, positif negatif..udah pasti dia yang menang, nyakitin bisa, ngobati juga bisa, ini yang di sebut balian ngiwa tengen...

Pada umumnya, penganut ilmu leak ( ngisinin jengah) ..terpancing emosi, inilah kelemahanya apabila itu terjadi sudah dipastikan ilmu hitam yang menang sebab emosi adalah makanan ilmu hitam... Kalau penganut ilmu leak memegang teguh janjinya dia tidak akan berontak bilamana terpancing emosinya, malah dia mendoakan dan memaafkan sudah pasti dia yang menang..sebab itulah dasar ilmu leak tersebut, sabar dan darma untuk mencapai tujuan.

SANGKEPAN LEAK....
Kata ini juga sering kita denger sehingga timbul pertanyaan apakah LEAK ada rapatnya, atau REUNI, serta bagi ibu-ibu ARISAN LEAK, TEMPEK INI, DAN ITU, he,he,hahhha.. Yang bener adalah dalam dunia leak sama seperti perkumpulan spiritual, pada hari-hari tertentu pada umumnya KAJENG KLIWON, kaum leak mengadakan puja bakti bersama memuja SIWA, DURGA, BERAWI, biasanya di pura dalem atau di Kuburan, Prajapti..dalam bentuk NDIHAN, bukan kera, ******, dan lain-lain.

Saya tekankan lagi sekali ilmu leak bukan ilmu merubah wujud, jadi kalu ada yang bilang melihat KERA, PITIK BEGIL dan lain-lain itu yang melihat kena sihir, akibat biasa nonton PERCAYA GA PERCAYA, atau UJI NYALI... jadi kata sangkepan leak bisa dibenarkan namun..sesungguhnya bukan rapat tapi puja bakti, hanya itu !!! dan hal ini sekarang sudah langka baget..sebab para leak udah pindah ke kota semua he..he..apalagi sekarang banyak LEAK MATAH...he,he, berbuat jahat mengatasnakaman kebenaran tuk mencapai tujuan

KEKUATAN LEAK TERLETAK PADA SIHIRNYA...
Baru-baru ini saya dishoting oleh stasiun TV Swasta Jakarta , dan maaf saya tidak sebutkan, sebagai uji coba bisa ga di shot oleh kamera. Saya tahu beberapa orang yang mencela serta apriori dengan ilmu leak, terutama kru TV tersebut, di sinilah kelemahan orang tersebut bagi saya...lalu saya suruh menatap mata saya, dan baca mantra..abrakedabra...tiga kru TV lari..sambil menjerit...katanya dia melihat saya kayak patung Rangda, yang kebetulan sebelum shoting saya ajak ke pasar SUKAWATI untuk liat-liat patung-patung meyeramkan itu...he,he he..sedangkan ada lagi 3 orang yang saya tahu imannya cukup bagus, dia melihat saya biasa-biasa aja.... Makanya tidak gampang NGELEAKIN ORANG, apalagi orang tersebut kuat iman, rajin meditasi, berdoa, sampe berbuih pun mulut kita komat-kamit baca mantra, gak bisa bikin takut, paling-paling diledekin, kok tidak berubah....he he he he..

Makanya cobalah SEMETON tanya dan kumpulkan 10 orang pernahkah mendengar leak..jawabnya PERNAHHHHHHH...pernakah melihat leak..TIDAKKKKKKKK...tidak setiap orang mampu melihat leak dan tidak setiap leak berkuasa atas diri orang lain.

DASA AKSARA BUKAN DASAR ILMU LEAK...
Pernah mendengar dasa aksara atau yang umum di jabarkan sebagai berikut, SANG, BANG, TANG, ANG, ING, NANG, MANG, SING, WANG, YANG. ilmu ini adalah dasar dari sepuluh prana atau DASA BAYU.. dasa aksara ini mempunyai arti memuliakan dewa SIWA, seperti SAGORA, BAMADEWA, TATPURUSHA..dan selanjutnya. Dasa aksara ini murni dibawa oleh aliran SIWA SHIDANTA dan bagian untuk mencapai pencerahan batin melalui aksara tersebut, hasilnya hampir mirip sama-sama mengeluarkan CAHAYA namun tidak spesifik..Sedangkan PANCA GNI WIJAKSARA, sangat spesifik sekali, SAYANG...SEMETON..saya tidak berani katakan sebab ini bagian dari sumpah saya...untuk tidak mengatakan hal ini, kecuali semeton mau belajar...he,he...

Dasa aksara lebih banyak akan mengakses kedunia kerohanian bukan KEWISESAN(KEBIJAKSANAAN) ...sehingga dasa akasara ini akan mencapai puncaknya apabila seseorang memurnikan batinya melalui dasa yama brata, dan ini murni ilmu krohanian...

Jadi demikian semeton yang bisa saya sampaikan, mudah mudahan tulisan ini menambah wawasan di bidang ilmu leak sehingga besok-besok kita tidak MILU_MILU TUWUNG mengatakan LEAK itu jahat..atau tanpa tahu sebabnya kita getok KULKUL supaya banjar datang tuk menggerebeg orang yang di katakan bisa NGELEAK. Seperti kata semeton juga, YA SAKTI SANG SAJANA DARMA RAKSAKA, orang yang bijaksana pasti berpegang teguh pada DARMA, dan orang yang berpegang darma sudah pasti bijaksana.

Orang yang sakti belum tentu suci hatinya, namun orang yang suci sudah pasti SAKTI tingkah lakunya, jaman sekarang sulit membedakan mana yang benar dan mana yang tidak benar, kecuali bertanya pada kedalaman hati kita masing-masing... sebuah lentera akan padam apinya, apabila minyaknya megering, namun jangan pernah padamkan api rohani n kebersamaan melalui persahabatan

Damai di dunia
Damai di hati
Damai selalu


Proses NgeLeak

Pada dasarnya ilmu ini sangat rumit dan rahasia sekali, jarang seorang guru mau dengan terang-terangan memberikan ilmu ini dengan cuma-cuma. Begitu juga saya belajar dengan tiga guru dengan sangat susah payah harus "ngesorang rage" biar bisa diterima jadi murid. Dalam hal ini sebenarnya saya tukar ilmu dengan para guru saya, saya belajar ilmu Bali guru saya belajar ilmu versi India.

Sebelum seorang belajar ilmu leak terlebih dahulu harus diketahui otonan orang tersebut ( hari lahir versi Bali) hal ini sangat penting, karena kwalitas dari ilmu yang dianut bisa di ketahui dari otonanya, satu contoh apabila murid mempunyai otonan SUKRA PON MEDANGSIA berarti dewanya adalah Brahma, otomatis karakter orang tersebut cendrung emosional dalam hal apapun, dan digandrungi perempuan, nah..sang guru harus hati-hati memberikan pelajaran ini kalau tidak murid akan celaka oleh ilmu tersebut. Setelah diketahui barulah proses belajar di mulai, pertama-tama murid harus mewinten Brahma widya, dalam bahasa lontar NGERANGSUKAN KAWISESAN, dan hari baik pun tentunya dipilih oleh sang GURU.
Tahap dasar murid diperkenalkan dengan AKSARA WAYAH atau MODRE, dalam hal ini tidak bisa dieja aksara tersebut BAKU !!! Selajutnya murid diRajah seluruh tubuh dari atas sampe bawah...oleh sang guru, hal ini di lakukan di KUBURAN pada saat kajeng kliwon nyitan.

SUMPAH...

Selesai dari proses ini barulah sang murid sah diajarkan oleh sang guru, ada 5 sumpah yang dilakukan di kuburan :
1 hormat dan taat dengan ajaran yang di berikan oleh guru
2 Selalu melakukan ajapa-ajapa dan menyembah SIWA Dan DURGA dalam bentuk ilmu kawisesan,
3 tidak boleh pamer kalau tidak kepepet, selalu menjalankan darma,
4 tidak boleh makan daging kaki empat, tidak boleh bersetubuh ( zina)
5 tidak boleh menyakiti atau dengan carapapun melalui ilmu yang kita pelajari...

Mungkin karena peraturan no 4 ini sangat ditakuti akhirnya kebanyakan ilmu ini di pelajari oleh perempuan, sebab perempuan lebih kuat menahan nafsu birahi dari laki-laki. Di Bali yang namanya Rangda selalu indentik dengan wajah seram, tapi di jawa di sebut RONDO berarti janda, inilah alasanya kenapa dahulu para janda lebih menguasai ilmu pengeleakan ini dari pada laki-laki, dikarenakan wanita lebih kuat nahan nafsu... Pada dasarnya kalau boleh saya katakan ilmu ini berasal dari tanah Jawa, campuran aliran SIWA dan BUDHA, yang di sebut dengan BAJRAYANA.



Leak Pakai Panca Aksara


Bentuk Endih Leak
Leak merupakan suatu ilmu kuno yang diwariskan oleh leluhur Hindu di Bali.
Pada zaman sekarang ini orang bertanya-tanya apa betul leak itu ada?, apa betul leak itu menyakiti? Secara umum leak itu tidak menyakiti, leak itu proses ilmu yang cukup bagus bagi yang berminat. Karena ilmu leak juga mempunyai etika-etika tersendiri. Tidak gampang mempelajari ilmu leak. Dibutuhkan kemampuan yang prima untuk mempelajari ilmu leak. Di masyarakat sering kali leak dicap menyakiti bahkan bisa membunuh manusia, padahal tidak seperti itu. Ilmu leak juga sama dengan ilmu yang lainnya yang terdapat dalam lontar-lontar kuno Bali.
Dulu ilmu leak tidak sembarangan orang mempelajari, karena ilmu leak merupakan ilmu yang cukup rahasia sebagai pertahanan serangan dari musuh. Orang Bali Kuno yang mempelajari ilmu ini adalah para petinggi-petinggi raja disertai dengan bawahannya. Tujuannya untuk sebagai ilmu pertahanan dari musuh terutama serangan dari luar. Orang-orang yang mempelajari ilmu ini memilih tempat yang cukup rahasia, karena ilmu leak ini memang rahasia.
Jadi tidak sembarangan orang yang mempelajari. Namun zaman telah berubah otomatis ilmu ini juga mengalami perubahan sesuai dengan zamannya. Namun esensinya sama dalam penerapan. Yang jelas ilmu leak tidak menyakiti. Yang menyakiti itu ilmu teluh atau nerangjana, inilah ilmu yang bersifat negatif, khusus untuk menyakiti orang karena beberapa hal seperti balas dendam, iri hati, ingin lebih unggul, ilmu inilah yang disebut pengiwa. Ilmu pengiwa inilah yang banyak berkembang di kalangan masyarakat seringkali dicap sebagai ilmu leak. Seperti yang dikatakan diatas leak itu memang ada sesuai dengan tingkatan ilmunya termasuk dengan endih leak. Endih leak ini biasanya muncul pada saat mereka lagi latihan atau lagi bercengkrama dengan leak lainnya baik sejenis maupun lawan jenis. Munculnya endih itu pada saat malam hari khususnya tengah malam. Harinya pun hari tertentu tidak sembarangan orang menjalankan untuk melakukan ilmu tersebut.
Mengapa ditempat angker? Ini sesuai dengan ilmu leak dimana orang yang mempelajari ilmu ini harus di tempat yang sepi, biasanya di kuburan atau di tempat sepi. Endih ini bisa berupa fisik atau jnananya (rohnya) sendiri, karena ilmu ini tidak bisa disamaratakan bagi yang mempelajarinya. Untuk yang baru-baru belajar, endih itu adalah lidahnya sendiri dengan menggunakan mantra atau dengan sarana. Dalam menjalankan ilmu ini dibutuhkan sedikit upacara. Sedangkan yang melalui jnananya (rohnya), pelaku menggunakan sukma atau intisari jiwa ilmu leak. Sehingga kelihatan seperti endih leak, padahal ia diam di rumahnya. Yang berjalan hanya jiwa atau suksma sendiri. Bentuk endih leak ini beraneka ragam sesuai dengan tingkatannya. Ada seperti bola, kurungan ayam, tergantung pakem (etika yang dipakai). Ilmu ini juga memegang etika yang harus dipatuhi oleh penganutnya.
Endih leak ini tidak sama dengan sinar penerangan lainnya, kalau endih leak ini biasanya tergantung dari yang melihatnya. Kalau yang pernah melihatnya, endih berjalan sesuai dengan arah mata angin, endih ini kelap-kelip tidak seperti penerangan lainnya hanya diam.

Warnanya pun berbeda, kalau endih leak itu melebihi dari satu warna dan endih itu berjalan sedangkan penerangan biasanya warna satu dan diam. Karena endih leak ini memiliki sifat gelombang elektromagnetik mempunyai daya magnet. Ilmu leak tidak menyakiti. Orang yang kebetulan melihatnya tidak perlu waswas. Bersikap sewajarnya saja. Kalau takut melihat, ucapkanlah nama nama Tuhan. Endih ini tidak menyebabkan panas.

Dan endih tidak bisa dipakai untuk memasak karena sifatnya beda. Endih leak bersifat niskala, tidak bisa dijamah.
Leak Shoping di Kuburan
Pada dasarnya, ilmu leak adalah ilmu kerohanian yang bertujuan untuk mencari pencerahan lewat aksara suci. Dalam aksara Bali tidak ada yang disebut leak. Yang ada adalah “liya, ak” yang berarti lima aksara (memasukan dan mengeluarkan kekuatan aksara dalam tubuh melalui tata cara tertentu). Lima aksara tersebut adalah Si, Wa, Ya, Na, Ma.
  • Si adalah mencerminkan Tuhan
  • Wa adalah anugrah
  • Ya adalah jiwa
  • Na adalah kekuatan yang menutupi kecerdasan
  • Ma adalah egoisme yang membelenggu jiwa
Kekuatan aksara ini disebut panca gni (lima api). Manusia yang mempelajari kerohanian apa saja, apabila mencapai puncaknya dia pasti akan mengeluarkan cahaya (aura). Cahaya ini keluar melalui lima pintu indria tubuh yakni telinga, mata, mulut, ubun-ubun, serta kemaluan. Pada umumnya cahaya itu keluar lewat mata dan mulut. Sehingga apabila kita melihat orang di kuburan atau tempat sepi, api seolah-olah membakar rambut orang tersebut.

Pada prinsipnya, ilmu leak tidak mempelajari bagaimana cara menyakiti seseorang. Yang dipelajari adalah bagaimana mendapatkan sensasi ketika bermeditasi dalam perenungan aksara tersebut. Ketika sensasi itu datang, maka orang itu bisa jalan-jalan keluar tubuhnya melalui ngelekas atau ngerogo sukmo. Kata ngelekas artinya kontaksi batin agar badan astra kita bisa keluar. Ini pula alasannya orang ngeleak. Apabila sedang mempersiapkan puja batinnya disebut angeregep pengelekasan. Sampai di sini roh kita bisa jalan-jalan dalam bentuk cahaya yang umum disebut endih. Bola cahaya melesat dengan cepat. Endih ini adalah bagian dari badan astral manusia (badan ini tidak dibatasi oleh ruang dan waktu)

Di sini pelaku bisa menikmati keindahan malam dalam dimensi batin yang lain. Jangan salah, dalam dunia pengeleakan ada kode etiknya. Sebab tidak semua orang bisa melihat endih. Juga tidak sembarangan berani keluar dari tubuh kasar kalau tidak ada kepentingan mendesak. Peraturan yang lain juga ada seperti tidak boleh masuk atau dekat dengan orang mati. Orang ngeleak hanya shoping-nya di kuburan (pemuwunan). Apabila ada mayat baru, anggota leak wajib datang ke kuburan untuk memberikan doa agar rohnya mendapat tempat yang baik sesuai karmanya. Begini bunyi doa leak memberikan berkat :
Ong, gni brahma anglebur panca maha butha, anglukat sarining merta. mulihankene kite ring betara guru, tumitis kita dadi manusia mahatama. ong rang sah, prete namah.
Sambil membawa kelapa gading untuk dipercikan sebagai tirta. Nah, di sinilah ada perbedaan pandangan bagi orang awam. Dikatakan bahwa leak ke kuburan memakan mayat, atau meningkatkan ilmu. Kenapa harus di kuburan? Paham leak adalah apa pun status dirimu menjadi manusia, orang sakti, sarjana, kaya, miskin, akan berakhir di kuburan.

Tradisi sebagian orang di India tidak ada tempat tersuci selain di kuburan. Kenapa demikian? Di tempat inilah para roh berkumpul dalam pergolakan spirit. Di Bali kuburan dikatakan keramat, karena sering muncul hal-hal yang menyeramkan. Ini disebabkan karena kita jarang membuka lontar tatwaning ulun setra. Sehingga kita tidak tahu sebenarnya kuburan adalah tempat yang paling baik untuk bermeditasi dan memberikan berkat doa. Sang Buda Kecapi, Mpu Kuturan, Gajah Mada, Diah Nateng Dirah, Mpu Bradah, semua mendapat pencerahan di kuburan.
Di Jawa tradisi ini disebut tirakat. Leak juga mempunyai keterbatasan tergantung dari tingkatan rohani yang dipelajari. Ada tujuh tingkatan leak. Leak barak (brahma). Leak ini baru bisa mengeluarkan cahaya merah api. Leak bulan, leak pemamoran, leak bunga, leak sari, leak cemeng rangdu, leak siwa klakah. Leak Siwa klakah inilah yang tertinggi. Sebab dari ketujuh cakranya mengeluarkan cahaya yang sesuai dengan kehendak batinnya.
Setiap tingkat mempunyai kekuatan tertentu. Di sinilah penganut leak sering kecele, ketika emosinya labil. Ilmu tersebut bisa membabi buta atau bumerang bagi dirinya sendiri. Hal inilah membuat rusaknya nama perguruan. Sama halnya seperti pistol, salah pakai berbahaya. Makanya, kestabilan emosi sangat penting, dan disini sang guru sangat ketat sekali dalam memberikan pelajaran. Selama ini leak dijadikan kambing hitam sebagai biang ketakutan serta sumber penyakit, atau aji ugig bagi sebagian orang. Padahal ada aliran yang memang spesial mempelajari ilmu hitam disebut penestian. Ilmu ini memang dirancang bagaimana membikin celaka, sakit, dengan kekuatan batin hitam.
Ada pun caranya adalah dengan memancing kesalahan orang lain sehingga emosi. Setelah emosi barulah dia bereaksi. Emosi itu dijadikan pukulan balik bagi penestian. Ajaran penestian menggunakan ajian-ajian tertentu, seperti aji gni salembang, aji dungkul, aji sirep, aji penangkeb, aji pengenduh, aji teluh teranjana. Ini disebut pengiwa (tangan kiri).

Kenapa tangan kiri, sebab setiap menarik kekuatan selalu memasukan energi dari belahan badan kiri. Pengiwa banyak menggunakan rajah-rajah (tulisan mistik). Juga pintar membuat sakit dari jarak jauh, dan dijamin tidak bisa dirontgent di lab. Yang paling canggih adalah cetik (racun mistik). Aliran ini bertentangan dengan pengeleakan. Apabila perang, beginilah bunyi mantranya, ong siwa gandu angimpus leak, siwa sumedang anundung leak, mapan aku mapawakan segara gni…bla…bla…
..
Ilmu Leak ini sampai saat ini masih berkembang karena pewarisnya masih ada, sebagai pelestarian budaya Hindu di Bali dan apabila ingin menyaksikan leak ngendih datanglah pada hari Kajeng Kliwon Enjitan di Kuburan pada saat tengah malam.



Melestarikan Pangleakan di Bali

Beberapa waktu lalu saya bertemu dengan seorang budayawan Jawa yang paham dengan Pawukon. Sistem kalender pawukon juga di kenal di Bali yakni wuku mulai dari perhitungan Sinta, landep, ukir, dst. Namun inti diskusi saya bukan masalah pawukon melainkan bagaimana kita bisa melestarikan hasil pemikiran dan ilmu-ilmu milik para pendahulu kita di masa lampau. Saya kemudian teringat pada ilmu “pengleakan” di Bali yang selama ini dikenal sebagai Black Magic.


Menurut saya ilmu ini sepertinya sangat pantas untuk dilestarikan karena semuanya merupakan hasil olah pikiran dan laku para leluhur di masa lalu yang sangat luar biasa. Saya yakin tidaklah mudah menciptakan ilmu pengleakan dan di dalamnya juga bisa jadi telah memiliki struktur pengajaran yang bisa diturunkan kepada siapa saja.


Berbagai rapal mantra, ritual dan rerajahan tentu saja tidak mungkin muncul begitu saja. Ada perjalanan panjang dari para penciptanya sehingga ia mewujud dalam bentuk lontar-lontar atau bentuk-bentuk tradisi lisan yang membuatnya bisa dilihat atau dipelajari. Akan sangat sayang jika semuanya itu suatu saat musnah begitu saja.


Dulu saya punya pemikiran, kenapa tidak ada pihak di Bali yang mencoba untuk melestarikannya dengan membuka perguruan ilmu pengleakan. Namun di sini konteksnya bukanlah mempelajarinya untuk kepentingan pribadi atau kelompok untuk menyakiti atau mengguna-gunai orang lain, melainkan bagaimana ilmu ini bisa tetap lestari dan tidak musnah. Mungkin masalah utamanya adalah pada stigma yang selama ini dilekatkan pada ilmu pengleakan.


Sebagai bentuk ilmu yang diposisikan pada Black Magic, tidak banyak yang berani men”declare” diri menguasai ilmu ini. Apalagi berani membuka perguruan atau kursus yang mengajarkan ilmu pengleakan. Ada beberapa tokoh yang sudah muncul di media sebaga tokoh pengleakan. Tetapi tidak begitu berkembang dan cenderung eksklusif.


Lalu, mungkin akan ada yang bertanya “manfaatnya apa?”. Yang paling panting adalah mempertahankan pengleakan sebagai sebuah ilmu agar tetap hidup dan lestari. Kemudian bisa saja pengleakan dikembangkan menjadi sesuatu yang bisa membantu masyarakat misalnya dalam upaya penyembuhan atau perlindungan. Sepertinya pasti ada hal-hal hebat dari pengleakan yang bisa dikaji secara ilmiah dan akan memberi manfaat positif bagi manusia.


Kalau ide pendirian perguruan pengleakan terlalu ekstrim, mungkin membangun sebuah museum pengleakan bisa ditempuh. Mudah-mudahan ada seseorang atau bisa saja sebuah LSM yang mau mengumpulkan khasanah-khasanah ilmu pengleakan yang ada di seantero tanah Bali. Semuanya didokumentasikan mulai dari lontar-lontar, rerajahan, urutan-urutan ritual sampai dengan mantra-mantranya. Termasuk juga “pekakas” dalam dunia pengleakan Bali.


Meski sering mendengar dari cerita-cerita, orang Bali mungkin tidak pernah melihat langsung yang namanya “sabuk pengleakan” misalnya. Atau bagaimana sebenarnya wujud “lengis colek jaran guyang”? . Selama ini mungkin sudah ada yang memamerkannya, tetapi kepentingannya adalah bisnis sehingga menyebabkan pemilik stand pameran tidak obyektif. Pengunjung pun mungkin saja diberi infomasi yang kurang baik karena keinginannya adalah agar barangnya laku.


Terlepas dari stigma pengleakan sebagai black magic (ilmu hitam) yang dimasyarakat berarti juga sesuatu yang harus dijauhi, hasil olah pikiran dan laku para leluhur orang Bali ini mesti dilestarikan. Syukur-syukur bisa berkembang dan melahirkan jenis-jenis pengleakan yang lebih canggih.







PROSES NGE-LEAK

Kepada Semeton sami, terimakasih atas saran dan dukunganya tentang tulisan saya baru-baru ini, dan dengan sangat kerendahan hati tidak bisa membalas satu persatu.. Perlu juga diketahui semenjak sareng ring Hd net email saya full terus, dan secara otomatis saya terbirit-birit harus ke warnet buka email..begitu juga uang kantong agak menurun, ini di karenakan "amah leak" he..he he...yach guyon sekedar pelepas stres..


PROSES NGE LEAK...

Pada dasarnya ilmu ini sangat rumit dan rahasia sekali, jarang seorang guru mau dengan terang-terangan memberikan ilmu ini dengan cuma-cuma. Begitu juga saya belajar dengan tiga guru dengan sangat susah payah harus "ngesorang rage" biar bisa diterima jadi murid. Dalam hal ini sebenarnya saya tukar ilmu dengan para guru saya, saya belajar ilmu Bali guru saya belajar ilmu versi India.

Sebelum seorang belajar ilmu leak terlebih dahulu harus diketahui otonan orang tersebut ( hari lahir versi Bali) hal ini sangat penting, karena kwalitas dari ilmu yang dianut bisa di ketahui dari otonanya, satu contoh apabila murid mempunyai otonan SUKRA PON MEDANGSIA berarti dewanya adalah Brahma, otomatis karakter orang tersebut cendrung emosional dalam hal apapun, dan digandrungi perempuan, nah..sang guru harus hati-hati memberikan pelajaran ini kalau tidak murid akan celaka oleh ilmu tersebut. Setelah diketahui barulah proses belajar di mulai, pertama-tama murid harus mewinten Brahma widya, dalam bahasa lontar NGERANGSUKAN KAWISESAN, dan hari baik pun tentunya dipilih oleh sang GURU.
Tahap dasar murid diperkenalkan dengan AKSARA WAYAH atau MODRE, dalam hal ini tidak bisa dieja aksara tersebut BAKU !!! Selajutnya murid diRajah seluruh tubuh dari atas sampe bawah...oleh sang guru, hal ini di lakukan di KUBURAN pada saat kajeng kliwon nyitan.

SUMPAH...

Selesai dari proses ini barulah sang murid sah diajarkan oleh sang guru, ada 5 sumpah yang dilakukan di kuburan :
1 hormat dan taat dengan ajaran yang di berikan oleh guru
2 Selalu melakukan ajapa-ajapa dan menyembah SIWA Dan DURGA dalam bentuk ilmu kawisesan,
3 tidak boleh pamer kalau tidak kepepet, selalu menjalankan darma,
4 tidak boleh makan daging kaki empat, tidak boleh bersetubuh ( zina)
5 tidak boleh menyakiti atau dengan carapapun melalui ilmu yang kita pelajari...

Mungkin karena peraturan no 4 ini sangat ditakuti akhirnya kebanyakan ilmu ini di pelajari oleh perempuan, sebab perempuan lebih kuat menahan nafsu birahi dari laki-laki. Di Bali yang namanya Rangda selalu indentik dengan wajah seram, tapi di jawa di sebut RONDO berarti janda, inilah alasanya kenapa dahulu para janda lebih menguasai ilmu pengeleakan ini dari pada laki-laki, dikarenakan wanita lebih kuat nahan nafsu... Pada dasarnya kalau boleh saya katakan ilmu ini berasal dari tanah Jawa, campuran aliran SIWA dan BUDHA, yang di sebut dengan BAJRAYANA.

TINGKATAN PELAJARAN...

Tingkat satu kita diajari bagaimana mengendalikan pernafasan, di bali dan bahasa lontar di sebut MEKEK ANGKIHAN, atau PRANAYAMA.

Tingkat dua kita diajarkan VISUALISASI, dalam ajaran ini di sebut " NINGGALIN SANGHYANG MENGET"

Tingkat tiga kita diajar bagaimana kita melindungi diri dengan tingkah laku yang halus serta tanpa emosi dan dendam, di ajaran ini di sebut "PENGRAKSA JIWA.

Tingkat empat kita di ajar kombinasi antara gerak pikiran dengan gerak tubuh, dalam bahasa yoga di sebut MUDRA, karena mudra ini berupa tarian jiwa akhirnya orang yang melihat atau yang nonton di bilang " NENGKLENG ( berdiri dengan kaki satu ). Mudra yang kita pelajari persis seperti tarian siwa nata raja.

Tingkat empat barulah kita diajar MEDITASI, dalam ajaran pengeleakan disebut " NGEREGEP, yaitu duduk bersila tangan disilangkan di depan dada sambil mengatur pernafasan sehingga pikiran kita tenang...atau ngereh, dan ngelekas..

Tingakat lima kita di ajarkan bagaimana melepas roh ( MULIH SANGHYANG ATMA RING BAYU SANDA IDEP ) melalui kekluatan pikiran dan batin dalam bahasa sekarang disebut LEVITASI, berada di luar badan. Pada saat levitasi kita memang melihat badan kita terbujur kaku tanpa daya namun kesadaran kita sudah pindah ke badan halus, dan di sinilah orang disebut berhasil dalam ilmu leak tersebut, namun..ini cukup berbahaya kalau tidak waspada dan kuat iman serta mental kita akan keliru, bahkan kita bisa tersesat di alam gaib. Makanya kalau sampai tersesat dan lama bisa mati, ini disebut mati suri, maka begawadgita benar sekali, ( apapun yang kamu ingat pada saat kematian ke sanalah kamu sampai...dan apapun yang kamu pikirkan begitulah jadinya )

Tentu dalam pelajaran ini sudah pasti dibutuhkan ketekunan, puasa, berbuat baik, sebab ilmu ini tidak akan berhasil bilamana dalam pikiran menyimpan perasaan dendam, apalagi kita belajar ilmu ini untuk tujuan tidak baik saya yakin tidak akan mencapai tujuannya. Kendati demikian godaan selalu akan datang seperti, nafsu sek meningkat, ini alasanya kenapa tidak boleh makan daging kaki empat, dan kita diajurkan tidur di atas jam 12 malam agar konisi agak lemah sehingga nafsu sek berkurang..kata guru saya kalau ada orang mempelajari leak tidur sore-sore disebut LEAK SANJE didoktrin, padahal menurut saya agar kondisi agak lemah saja. Dan tengah malam tepat jam 12 kita diwajibkan untuk meditasi sambil mencoba melepas roh, tapi di ajurkan yang deket-deket dulu, jangan coba-coba shoping ke MONAS dari BALI...he,he.. yach...paling-paling ke parit, sawah, atau ke sungai,..

Celakanya apabila kita melepas ROH pas lewat di rumah tetangga yang sedang mempunyai BAYI otomatis bayi tersebut pasti terbangun dan menagis teriak-teriak, hal ini disebabkan frekwensi bayi sama seperti kita. sebab bayi masih peka banget. Bayi tersebut tidak takut cuma kaget aja ada SEPLETERAN yang lewat, kayak handphone adu signal n blenggg...inilah yang dikatakan sama orang awam bahwa bayi itu di " AMAH LEAK" padahal tidak. Maka dari itu dalam dunia leak, ada aturan dilarang keras untuk lewat atau berada di keluraga yang mempunyai bayi untuk melepas ROH..( ngelekas, ngereh, ). Nah...bagi yang jahil tidak tertutup kemungkinan melepas roh dan mondar mandir di depan rumah orang yang punya bayi, ini yang sering terjadi di BALI, sehingga leak namanya rusak banget dan di tuduh nyakitin. Apalagi ada orang sakit keras, kita iseng lewat atau sekedar jenguk melalui ROH sudah dipastikan orang tersebut kaget dan bisa jadi denyut jantung berhenti, alhasil MATI inilah hal-hal yang oleh orang awam di katakan bahwa leak itu jahat...makanya sang balian yang bijak akan memagari rumah orang sakit atau yang punya bayi itu dengan aksara tertentu, yang artinya sebagai simbul PARA PENGANUT LEAK DILARANG MASUK !!! Apabila ini di langgar perang atara leak dan balian pun terjadi masalah kalah dan menang tergantung sapa yang mumpuni, disini tidak lagi berbicara dari fakultas mana, atau universitas mana tapi sudah PERANG...KAWISESAN>>>

Nah inilah yang sering terjadi di Bali yang di sebut dengan SIAT PETENG, pada umumnya dari pihak leak yang sering kalah, sebab leak tidak mempelajari ilmu menyerang..namun ilmu bertahan, sedangkan balian bisa saja ngiwa tengen, positif negatif..udah pasti dia yang menang, nyakitin bisa, ngobati juga bisa, ini yang di sebut balian ngiwa tengen...

Pada umumnya, penganut ilmu leak ( ngisinin jengah) ..terpacing emosi, inilah kelemahanya apabila itu terjadi sudah dipastikan ilmu hitam yang menang sebab emosi adalah makanan ilmu hitam... Kalau penganut ilmu leak memegang teguh janjinya dia tidak akan berontak bilamana terpancing emosinya, malah dia mendoakan dan memaafkan sudah pasti dia yang menang..sebab itulah dasar ilmu leak tersebut, sabar dan darma untuk mencapai tujuan.





SANGKEPAN
DASA AKSARA BUKAN DASAR ILMU LEAK...

Pernah mendengar dasa aksara atau yang umum di jabarkan sebagai berikut, SANG, BANG, TANG, ANG, ING, NANG, MANG, SING, WANG, YANG.
ilmu ini adalah dasar dari sepuluh prana atau DASA BAYU.. dasa aksara ini mempunyai arti memuliakan dewa SIWA, seperti SAGORA, BAMADEWA, TATPURUSHA..dan selanjutnya. Dasa aksara ini murni dibawa oleh aliran SIWA SHIDANTA dan bagian untuk mencapai penvcerahan batin melalui aksara tersebut, hasilnya hampir mirip sama-sama mengeluarkan CAHAYA namun tidak spesifik...
Sedangkan PANCA GNI WIJAKSARA, sangat spesifik sekali, SAYANG...SEMETON..saya tidak berani katakan sebab ini bagian dari sumpah saya...untuk tidak mengatakan hal ini, kecuali semeton mau belajar...he,he... Dasa aksara lebih banyak akan mengakses kedunia kerohanian bukan KWISESAN...sehingga dasa akasara ini akan mencapai puncaknya apabila seseorang memurnikan batinya melalui dasa yama brata, dan ini murni ilmu krohanian...

Jadi demikian semeton yang bisa saya sampaikan, mudah mudahan tulisan ini menambah wawasan di bidang ilmu leak sehingga besok-besok kita tidak MILU_MILU TUWUNG mengatakan LEAK itu jahat..atau tanpa tahu sebabnya kita getok KULKUL supaya banjar datang tuk menggerebeg orang yang di katakan bisa NGELEAK. Seperti kata semeton juga, YA SAKTI SANG SAJANA DARMA RAKSAKA, orang yang bijaksana pasti berpegang teguh pada DARMA, dan orang yang berpegang darma sudah pasti bijaksana. Orang yang sakti belum tentu suci hatinya, namun orang yang suci sudah pasti SAKTI tingkah lakunya, jaman sekarang sulit membedakan mana yang benar dan mana yang tidak benar, kecuali bertanya pada kedalaman hati kita masing-masing... sebuah lentera akan padam apinya, apabila minyaknya megering, namun jangan pernah padamkan api rohani n kebersamaan melalui persahabatan...